Biden Sambut Suga Sebagai Tamu Negara Pertama

Pertemuan ini menunjukkan pentingnya Tokyo dalam strategi AS hadapi China.

AP/Sadayuki Goto/Kyodo News
Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Rep: Lintar Satria Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON --Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden akan menyambut kedatangan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga sebagai kepala negara pertama yang mengunjunginya sebagai presiden. Pertemuan ini menekankan pentingnya peran Tokyo pada strategi AS dalam menghadapi China.

Salah seorang pejabat senior pemerintah AS mengatakan pertemuan satu hari itu diharapkan mendorong kedua negara mendiversifikasi rantai pasokan yang dianggap terlalu bergantung pada Cina. Serta menegaskan kembali komitmen Jepang sebesar 2 miliar dolar untuk bekerja sama dengan AS mencari alternatif jaringan 5G yang dikembangkan perusahaan China Huawei.

Pejabat AS itu mengatakan dalam pertemuan Jumat (16/4) Biden dan Suga diperkirakan akan membahas isu hak asasi manusia di China. Termasuk situasi di Hong Kong dan Xinjiang.

Pejabat yang tidak bersedia namanya disebutkan itu menambahkan pertemuan Biden-Suga juga diharapkan menghasilkan pernyataan resmi mengenai Taiwan. Pasalnya tekanan Beijing terhadap pulau demokratis tersebut terus meningkat.

Pernyataan itu akan menjadi pernyataan gabungan pertama AS-Jepang mengenai Taiwan sejak 1969. Tapi tampaknya tidak sesuai dengan harapan Washington pada Suga yang mewarisi kebijakan untuk menyeimbangan antara keamanan dan ekonomi dengan China.

Pemerintah AS dan Jepang telah menggelar pertemuan bulan Maret lalu. Dalam pernyataaan usai tersebut Washington dan Tokyo mengatakan kedua belah pihak menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan 'sangat prihatin' dengan pelanggaran hak asasi manusia di Hong Kong dan Xinjiang.

Pejabat pemerintah AS mengatakan kedua negara tidak ingin meningkatkan ketegangan atau memprovokasi China. Tetapi mereka ingin mengirim pesan tegas langkah Beijing mengirimkan pesawat tempur ke zona pertahanan udara Taiwan tidak sesuai dengan upaya menjaga perdamaian dan stabilitas.

Baca Juga

Pekan ini pejabat Kementerian Luar Negeri Jepang mengatakan Negeri Sakura belum memutuskan apakah bergabung dalam memberikan pernyataan gabungan mengenai Taiwan atau tidak. Anggota parlemen dari partai berkuasa Jepang mengatakan pemerintah masih memperdebatkan apakah Suga perlu mendukung pesan keras mengenai Taiwan.

Pejabat pemerintah AS mengatakan Washington tidak akan memaksa Jepang untuk menandatangani setiap dimensi pendekatan AS terhadap China. "Kami juga mengakui dalamnya hubungan ekonomi dan perdagangan Jepang dan Cina dan Perdana Menteri Suga ingin membahas isu ini dengan hati-hati dan kami menghormati itu," kata pejabat tersebut.

Selain bertemu dengan Suga, Biden juga dijadwalkan bertemu langsung dengan Korea Selatan (Korsel) pada Mei. Biden sedang fokus terhadap Indo-Pasifik untuk mengelola menguatnya pengaruh China di kawasan yang ia pandang sangat penting bagi kebijakan luar negeri AS saat ini.

Ia berharap dapat menyatukan usaha dalam menghadapi Cina dan Korea Utara dengan Korsel dan Australia, India, Jepang dalam sebuah kelompok yang kenal Quad. Hal itu membutuhkan usaha menyeimbangkan pengaruh yang rumit mengingat hubungan Jepang dan Korsel dengan Cina serta dinginnya hubungan Tokyo dan Seoul saat ini. 

 

 
Berita Terpopuler