Rusia Masih Bungkam Soal Konflik dengan Ukraina

Ukrania telah mengajukan permintaan untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia

Bendera Rusia
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy belum melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk membahas konflik yang meningkat di timur Ukraina. Juru bicara Presiden Zelenskiy, Iuliia Mendel mengatakan, Ukrania telah mengajukan permintaan untuk melakukan pembicaraan dengan Rusia tetapi belum ditanggapi.

Baca Juga

"Kantor presiden, tentu saja, meminta untuk berbicara dengan Vladimir Putin.  Kami belum mendapat jawaban dan kami sangat berharap ini bukan penolakan untuk berdialog,” kata Mendel.

Mendel mengatakan Rusia telah mengumpulkan lebih dari 40.000 tentara di perbatasan timur Ukraina dan lebih dari 40.000 tentara di Krimea. Angka tersebut lebih tinggi dari yang sebelumnya diungkapkan oleh kepala angkatan bersenjata Ukraina kepada parlemen pada Maret.

Mendel menambahkan, Zelenskiy akan melakukan kunjungan ke Paris untuk membicarakan peningkatan pasukan Rusia dan konflik yang meningkat di Donbass. Zelenskiy dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dijadwalkan bertemu pada akhir pekan ini.

Putin pada Jumat (9/4) menuduh Ukraina melakukan "tindakan provokatif berbahaya" di wilayah Donbass. Kremlin mengatakan Rusia memiliki kebebasan untuk memindahkan pasukan di sekitar wilayahnya sendiri untuk tujuan pertahanan.

Kiev dan Moskow saling menyalahkan atas situasi yang memburuk di wilayah Donbass timur. Wilayah tersebut merupakam tempat pasukan Ukraina bertempur melawan pasukan yang didukung Rusia dalam konflik yang menurut Kiev telah menewaskan 14.000 orang sejak 2014.

Kebuntuan itu telah memicu keprihatinan dari para pendukung Ukraina di Barat.  Washington dan aliansi NATO menuduh Rusia membangun "provokatif". Zelenskiy telah berbicara tentang perlunya NATO untuk mengakui Ukraina. Namun langkah ini ditentang oleh Rusia, dengan alasan masalah keamanan.

"Di satu sisi, Anda tidak bisa panik, di sisi lain, Anda perlu memahami bahwa Rusia telah menunjukkan lebih dari sekali bahwa ia dapat menginvasi negara yang berbeda," kata Mendel.

 

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, dia belum menerima permintaan Ukraina untuk melakukan pembicaraan terkait situasi di Donbass.

Ketika ditanya apakah Putin ingin membuka pembicaraan dengan Zelenskiy, Peskov mengatakan, dia berharap ada "kebijaksanaan politik" yang berlaku ketika harus menurunkan dan menghindari potensi perang.

Bentrokan antara separatis pro-Rusia dan pasukan Ukraina semakin memanas beberapa pekan terakhir. Penumpukan pasukan militer Rusia juga dikhawatirkan menambah ketegangan dalam konflik tersebut.

Pada Kamis (8/4) pagi, Presiden Zelensky mengunjungi garis depan di bagian timur negara itu. Beberapa hari terakhir dia meminta dukungan dari negara-negara Barat. Presiden AS Joe Biden pekan lalu menyatakan "dukungan tak tergoyahkan" untuk Presiden Zelenskiy dalam konfrontasinya dengan Rusia.

Perang di Ukraina pecah setelah Moskow menganeksasi Krimea tahun 2014 lalu. Konflik tersebut sudah menelan 13 ribu nyawa.

Kiev dan negara-negara Barat menuduh Rusia mendukung separatis dengan senjata dan pasukan. Moskow berulang kali membantah klaim tersebut. Perundingan damai yang ditengahi Prancis dan Jerman sejak 2015 lalu gagal mengakhiri perang.

Kremlin tidak membantah pergerakan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina. Tapi mereka menegaskan Moskow tidak mengambil sikap mengancam. 

 
Berita Terpopuler