5 Kebiasaan yang Bisa Picu Diabetes

Tanpa disadari, beberapa aktivitas sehari-hari bisa picu diabetes tipe2.

dok. Farrer Park Hospital
Tanpa disadari, beberapa aktivitas sehari-hari bisa picu diabetes tipe2.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diabetes merupakan salah satu masalah kesehatan yang menjadi momok di dunia. Peningkatan kasus diabetes di dunia pun terbilang signifikan berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dari 108 juta pada 1980 menjadi 422 juta pada 2014.

Mayoritas kasus diabetes yang terjadi merupakan diabetes tipe 2. Diabetes tipe 2 sangat berkaitan dengan faktor-faktor gaya hidup seperti kelebihan berat badan dan pola hidup yang tidak aktif.

Terkait gaya hidup, ada beberapa kebiasaan sehari-hari yang tanpa disadari sebenarnya dapat memicu diabetes tipe2. Berikut ini adalah lima di antaranya, seperti dilansir EatThis, Ahad (11/4).

Minum Minuman Berfruktosa Tinggi
Minuman-minuman manis memang terasa sangat menyegarkan, apalagi bila diminum dalam kondisi dingin. Akan tetapi, tak sedikit minuman manis yang tersedia di pasaran kaya akan sirup jagung fruktosa. Salah satunya adalah minuman bersoda.

"Kita tahu ahwa sirup jagung fruktosa tinggi memicu perburukan resistensi insulin, yang dapat memicu terjadinya diabetes tipe 2," jelas ahli endokrinologi Dr Deena Adimoolam.

Untuk menghindari minuman seperti ini, cek terlebih dahulu label nutrisi pada kemasan produk. Sebaiknya, piih minuman yang tidak mengandung sirup jagung fruktosa dengan kadar yang tinggi. Akan lebih baik bila beralih ke minuman tanpa pemanis, seperti air putih.

Gula Ekstra
Gula tambahan bisa tersembunyi dalam berbagai makanan yang bahkan jauh dari kesan makanan manis, seperti saus spaghetti dan roti. Minuman yang tampak sehat seperti jus buah juga kerap mengandung gula tambahan. Mengingat buah itu sendiri sudah mengandung gula, jus buah tanpa gula sudah otomatis mengandung gula.

"Jauhi asupan gula ekstra," pungkas ilmuwan imunoterapi dan peneliti imunologi Dr Leo Nissola.

Kurang Gerak
Gaya hidup yang tidak aktif dapat dapat mempengaruhi risiko seseorang untuk terkena diabetes tipe 2. Untuk menghindari risiko ini, coba biasakan untuk mulai berolahraga atau melakukan aktivitas fisik secara rutin. Olahraga ini bisa berupa hal yang sederhana seperti jalan kaki, atau yang lebih berat seperti berlari.

Aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin dapat membantu menurunkan kadar gula darah dan bahkan mencegah terjadinya diabetes tipe 2. Selain itu, olahraga rutin juga memiliki beberapa manfaat kesehatan lain.

"Bisa membantu menurunkan berat badan dan memperbaiki kesehatan jantung Anda," papar Dr Adimoolam.

Baca Juga

Menumpuk Stres
Stres tak hanya dapat mempengaruhi kesehatan mental, tetapi juga fisik. Stres yang terjadi dalam jangka panjang atau stres kronis dapat mendorong terjadinya resistensi insulin. Resistensi insulin dapat menyebabkan kadar gula darah meningkat dan kemudian berujung pada terjadinya diabetes tipe 2.

Stres merupakan hal yang tak bisa dihindari dan pada kadar tertentu sebenarnya dibutuhkan dalam hidup. Yang terpenting adalah memiliki cara untuk mengelola stres agar tidak berlebih dan berkepanjangan. Beberapa cara untuk mengelola stres adalah meditasi, olahraga, mendengarkan musik, atau melakukan aktivitas yang disukai.

Kegemukan
Kemungkinan seseorang untuk terkena diabetes tipe 2 akan semakin besar bila tidak beraktivitas fisik secara aktif dan memiliki tubuh yang gemuk atau obesitas. Kelebihan berat badan terkadang dapat menyebabkan resistensi insulin. Penumpukan lemak yang terjadi di perut juga kerap berkaitan dengan resistensi insulin, diabetes tipe 2, serta penyakit jantung dan pembuluh darah.

Pemilik tubuh yang gemuk atau obesitas sebaiknya melakukan upaya penurunan berat badan untuk menghindari risiko ini. Jadikan indeks massa tubuh sebagai acuan untuk mengetahui apakah tubuh diri sendiri dalam kondisi kurus, normal, gemuk, atau obesitas.

Faktor di Luar Kendali
Selain faktor gaya hidup, ada beberapa faktor lain yang turut mempengaruhi risiko seseorang terkena diabetes. Sebagian di antaranya adalah gen, mutasi genetik, dan obat-obatan. Orang-orang yang merasa berisiko terhadap diabetes sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar dapat melakukan pencegahan lebih dini.

 
Berita Terpopuler