Macron Akui Kemenangan AS dalam Penyediaan Vaksin Covid-19

Tidak ada perusahaan Prancis yang mampu menghasilkan vaksin sendiri.

EPA-EFE/LUDOVIC MARIN
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Rep: Dwina Agustin Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis, Emmanuel Macron, mengakui Amerika Serikat (AS) memenangkan taruhan pada vaksin virus corona. Washington mendapatkan kemenangan itu dengan berinvestasi secara besar-besaran dan bergerak cepat dengan perawatan eksperimental.

Baca Juga

Pernyataan itu muncul dari rasa frustrasi di Prancis karena tidak ada perusahaan dalam negeri yang menghasilkan vaksin terkemuka sejauh ini. Padahal, negara ini memiliki industri farmasi yang kuat. 

Macron pun mendesak rekan-rekannya untuk bergabung dalam upaya perang nasional untuk mengelola dan membuat vaksin. Dia menjanjikan upaya 24/7 untuk meningkatkan pengembangan dan produksi vaksin di lokasi seperti pabrik Delpharm yang dikunjungi di sebelah barat Paris.

Presiden Perancis ini mengunjungi pabrik Prancis pada Jumat (9/4) yang mulai membotolkan dan mengemas vaksin Pfizer minggu ini. Dia berjanji Prancis akan memproduksi 250 juta dosis vaksin tahun ini untuk penggunaan domestik dan global.

Prancis berada di bawah satu bulan pembatasan baru untuk meredakan ketegangan di rumah sakit yang memerangi lonjakan pasien. Macron menekankan pentingnya mempercepat suntikan vaksin dan menginginkan seluruh negara  dimobilisasi untuk vaksin, pagi, siang, sore dan malam dalam memberikan dosis. 

Macron pun mendesak untuk terus melakukan produksi vaksin agar kebutuhan dosis tercukupi. "Ini benar-benar upaya perang nasional kolektif," katanya.

 
Berita Terpopuler