Takutnya Umar bin Abdul Aziz

Ketika Umar bin Abdul Azis meninggal, para ahli fikih mendatangi istri beliau.

ANTARA/Iggoy el Fitra
Hikmah (ilustrasi)
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika Umar bin Abdul Azis meninggal, para ahli fikih mendatangi istri beliau. Para ahli fikih ini menyampaikan rasa duka atas musibah yang dialami umat Islam dengan meninggalnya sang khalifah. 

Baca Juga

"Katakanlah kepada kami tentang almarhum karena yang paling mengetahui tentang almarhum adalah keluarganya,"kata para ahli fikih.

Istri Umar pun menjawab,"Demi Allah, Umar bukanlah orang yang paling banyak shalat dan puasa dibandingkan dengan yang lain, tetapi demi Allah, belum pernah aku melihat seorang hamba yang lebih hebat takutnya kepada Allah daripada Umar. Beliau telah meluangkan jiwa dan raganya untuk kepentingan umat."

Dijelaskan istrinya, Umar setiap usai melayani kepentingan umat, beliau akan mematikan penerangan yang dibiayai negara lalu menggantinya dengan penerangan yang berasal dari hartanya sendiri. Sesudahnya, Umar melaksanakan shalat dua rakaat.

 

Kemudian Umar pun menangis. Air matanya bercucuran dipipinya. Beliau melakukan itu hingga terbit fajar, pada pagi harinya Umar berpuasa.

Kepada istrinya, Umar mengatakan telah diserahi untuk mengurus umat. Ia lalu teringat dengan orang terasing, peminta-minta, orang yang kehilangan, fakir yang membuthkan, tawanan yang tertakn jiwanya dan lain sebagainya.

"Yang aku tahu persis, Allah akan menanyaiku tentang mereka, dan Muhammad SAW niscaya akan membantahku dalam maslaah mereka jika aku mangkir, karena itulah aku taku akan diriku sendiri,"kata istri Umar.

 

 

 
Berita Terpopuler