Mihrab Elemen Penting Arsitektur Masjid

Dalam tradisi sufi, mihrab mengingatkan kehadiran Yang Maha Kuasa.

Classes.colgate.edu
Mihrab Masjid Agung Kordoba di Spanyol.
Red: Agung Sasongko

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Sebelum adanya pengeras suara, gaung suara imam di mihrab masjid menarik perhatian jamaah sebagai pertanda dimulainya shalat. Dalam pemikiran sufi, gaung ini mengingatkan akan kemegahan kehadiran Yang Maha Kuasa.

Baca Juga

"Inilah sebabnya mengapa mihrab menjadi elemen penting dalam interior masjid mana pun," kata Asisten Dosen di Sekolah Seni Rupa Universitas Helwan, Yara Hatem dilansir dari laman Ahram, Kamis (8/4).

Hatem selalu terpesona dengan mihrab, terutama yang ada di Masjid Ghouri dan mausoleum di Jalan El-Muez di Kota Tua Kairo.

"Kedua mihrab ini memiliki semuanya, desain geometris dan bunga, pemilihan material yang beragam, pengaruh aliran seni yang telah ada sebelum zaman Mamlouk, mereka memiliki semuanya dan mereka berdua cantik dan sederhana pada saat yang sama," ujarnya.

Ketertarikan Hatem pada dua mihrab ini dan penerapan yang beragam di atasnya dari pelat bintang heksagonal kanan, yang telah dia pelajari panjang lebar, sering mendorongnya untuk memikirkan semua kemungkinan inspirasi yang dapat ditemukan oleh desain eksterior dan interior kontemporer dalam arsitektur Islam yang besar.

 

 

"Semakin banyak waktu yang saya habiskan untuk melihat dan memeriksa detail dari dua mihrab ini, semakin banyak item yang saya temukan di sana untuk mendapatkan inspirasi dari banyak hal yang dapat dilakukan di dinding, balkon, dan fasad bangunan yang kami bangun hari ini," katanya.

"Saya berbicara tentang dekorasi dinding, desain pencahayaan, furnitur, partisi, pola tekstil, dan lainnya," ujarnya.

Menurut Hatem, masalahnya adalah benar-benar memahami desain ini berarti dapat membatalkan desain menjadi garis yang paling dasar. Kemudian dapat memainkan garis-garis ini ke dalam komposisi yang beragam.

"Arsitektur Islam pada dasarnya selalu begitu fleksibel dalam mengadopsi pengaruh dan bermain dengan material dan teknik. Itu selalu berkembang dan tidak pernah dimaksudkan tentang copy-paste," jelasnya.

 

“Masalah yang kami lihat di Mesir misalnya pada akhir 1980-an dan awal 1990-an berkaitan dengan kurangnya imajinasi karena dalam banyak kasus kami melihat replika, bukan inspirasi atau pengaruh,” katanya.

Akibatnya, tambah Hatem, ada satu dekade pekerjaan mashrabiya tebal yang lebih sering ditumpangkan di satu ruangan di rumah yang sebelumnya sangat modern.

"Ada hal tentang memiliki jejak Islam atau sudut Islam, yang berarti meminta seseorang untuk menyalin suatu item atau pilihan item dan membuatnya tidak terintegrasi," katanya.

"Ini hanya berkontribusi untuk membuat orang berhenti dari arsitektur Islam yang tidak pernah hanya tentang mashrabiyas dan tidak pernah dimaksudkan untuk menjadi stagnan," jelasnya. 

 

 

 

 
Berita Terpopuler