Setahun Kerusuhan Delhi, Keluarga Muslim Jual Rumah

Keluarga Muslim menjual rumah mereka dengan harga rendah.

AP/Rajesh Kumar Singh
Setahun Kerusuhan Delhi, Keluarga Muslim Jual Rumah. Sekelompok Muslim berkerumun di belakang sebuah truk mini dan meninggalkan daerah itu setelah kerusuhan Selasa di New Delhi, India, Rabu, 26 Februari 2020.
Rep: Zahrotul Oktaviani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Gali No 13 adalah sebuah jalan di Shiv Vihar Phase-6, lingkungan berpenghasilan rendah di North-East Delhi. Jalannya sangat sempit sehingga hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua.

Baca Juga

Limbah mengalir di saluran terbuka di kedua sisi jalan. Di salah satu ujung jalan adalah kuil Hanuman, sementara di sisi lain berada Masjid Madinah.

Pada Februari 2020, terjadi sebuah kerusuhan komunal terburuk dalam sejarah Delhi sejak program anti-Sikh 1984. Sebanyak 53 orang tewas dan ribuan lainnya terluka atau mengungsi.

Di Gali No 13, perusuh merusak masjid Madinah. Tak hanya itu, rumah keluarga Muslim yang berada di sekitarnya juga ikut dirusak atau dibakar. Satu tahun kemudian, bahkan ketika komunitas dan pengadilan sepakat dengan kegaduhan yang terjadi pada hari-hari yang mengerikan itu, perubahan besar perlahan-lahan terjadi di sekitar jalan ini.

Perubahan yang paling besar dijelaskan oleh Zubaida Begum, salah satu warga yang berusia 40 tahun. Meski rumahnya terhindar dari kekerasan dan putranya nyaris lolos dari perusuh, pada Juli 2020, Begum dan suaminya Salim memilih menjual rumah mereka dan pindah.

Baca juga : Persaudaraan Muslim di Flores Timur

 

"Kami stres. Setiap keluarga Muslim lainnya dari jalan setapak itu akan pergi dan kami semakin kesepian," kata Begum dikutip di The Wire, Kamis (8/4).

Begum menyebut keluarganya adalah yang paling terakhir pindah, lima bulan setelah kerusuhan. Ia kini pindah ke dalam Shiv Vihar. Keluar dari Jalan Gali dan mendekat ke jalan utama membuat dia merasa lebih aman.

Dalam satu tahun terakhir, berdasarkan penelitian yang dilakukan Land Conflict Watch, jumlah keluarga Muslim yang menjual rumah mereka, yang berada di lingkungan dilanda kerusuhan, mengalami peningkatan. Land Conflict Watch merupakan sebuah jaringan peneliti independen yang mempelajari konflik tanah, perubahan iklim, dan tata kelola sumber daya alam di India.

Menurut beberapa kesaksian, termasuk dari dealer properti, keluarga Muslim menjual rumah mereka dengan harga rendah, setidaknya 25 persen di bawah harga pasar. Salah satu warga lainnya, Mohammad Mukhim, menyebut ada sekitar delapan keluarga Muslim yang tinggal di Gali No 13 sebelum Februari 2020. Namun, kini hanya dua atau tiga yang tersisa.

Seorang dealer properti yang beroperasi dari kantor dekat Gali Nomor 13, Mohammed Rizwan, mengatakan dia mencari pembeli untuk hampir 40 rumah yang dijual oleh keluarga Muslim. Dia sangat sibuk, bahkan hampir tidak ada waktu untuk berada di kantornya.

 

Ketika ditanya apakah dia akan berhasil menjual semua rumah ini, Rizwan mengatakan penjualan terjadi ketika penjual bersedia memberikan harga dengan kerugian yang cukup besar, dan tidak ada batasan agama bagi pembeli. Artinya, mereka terbuka untuk menjual rumahnya kepada keluarga Hindu.

Pemisahan di lingkungan, seperti yang terlihat di Delhi, dapat menyebabkan lebih banyak kekerasan pada masa depan. Hal ini telah ditunjukkan oleh penelitian di seluruh dunia.

"Selama Anda tinggal di koloni campuran, ada peluang lebih besar untuk berbaur. Sekarang, generasi muda bahkan tidak akan memiliki kesempatan memanggil anggota komunitas lain sebagai teman mereka. Maka, kebencian menjadi mudah," kata Harsh Mander dari Pusat Studi Ekuitas di Delhi.

Seorang aktivis hak-hak sipil, Teesta Setalvad, menyebut setelah kerusuhan Gujarat, pengadilan turun tangan untuk menjeda atau membatasi penjualan properti. Meskipun hal ini menyebabkan hasil yang beragam, cara ini dapat memperlambat penjualan yang dalam kondisi menderita.

Jalan Gali No 13 membentang di antara dua jalan utama di dekat Hanuman Mandir Tiraha di Karawal Nagar, serta jalan utama sepanjang 25 kaki di Shiv Vihar. Keluarga di sini mencari nafkah dari mengendarai mobil (sopir) dan menjalankan toko roti dan toko Xerox.

https://m.thewire.in/article/communalism/a-year-after-delhi-riots-muslim-families-are-selling-homes-and-moving-out

 
Berita Terpopuler