Erick Thohir: Tokoh Perubahan Jadi Inspirasi Selama Pandemi

Erick menilai kelima tokoh perubahan menjadi contoh rakyat bergerak untuk rakyat.

KIP/Setwapres
Menteri BUMN Erick Thohir.
Rep: Rizkyan Adiyudha Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai sosok yang mendapat anugerah Tokoh Perubahan Republika 2020 merupakan figur-figur yang menginspirasi dalam kebaikan selama masa pandemi. Mereka juga dapat menjadi contoh bagaimana masyarakat dapat saling membantu satu sama lain.

"Saya rasa Tokoh Perubahan 2020 ini sebagai contoh bahwa rakyat bergerak untuk rakyat dan ini menjadi kekuatan bangsa kita," kata Erick Thohir di Malam Penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2020 bertema Hikmah Kebersamaan untuk Bangkit dari Pandemi di Jakarta, Senin (5/4).

Erick mengaku sulit berkata-kata banyak atas perbuatan baik dan jasa dilakukan para tokoh itu lakukan. Mereka baginya telah melakukan kebaikan jauh lebih banyak untuk orang lain dalam menghadapi Covid-19 di tengah keterbatasannya masing-masing.

Dia menegaskan, pandemi yang terjadi saat ini tidak bisa hanya dihadapi dengan bergantung pada satu pihak saja. Dia mengatakan, kebersamaan dalam menghadapi pandemi juga membantu berjalannya program-program pemerintah. "Ini selalu sampaikan tidak mungkin program pemerintah bisa berjalan dengan baik tanpa rakyat mendukung," katanya.

Malam Penganugerahan Tokoh Perubahan Republika 2020 digelar di Jakarta menggabungkan konsep daring (online) dan luring (offline). Perhelatan ini dipastikan menerapkan protokol kesehatan ketat. Setiap tamu yang hadir dites cepat terlebih dahulu, salah satunya menggunakan GeNose C-19.  

Sejumlah tokoh nasional berkesempatan menghadiri acara ini. Selain Menteri BUMN Erick Thohir, hadir pula Kapolri Jendral Sigit Listyo Prabowo, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD, Menteri PMK Muhadjir Effendy dan beberapa sosok lainnya.

Berikut lima figur yang menerima anugerah Tokoh Perubahan Republika 2020:

1. Steven Indra Wibowo, Salatiga, Jawa Tengah

Melakukan gerakan membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 dengan pembagian sembako, menyediakan makanan siap saji, memberikan perlengkapan APD kepada tenaga kesehatan. Koh Steven mengeluarkan dana pribadinya dengan menjual harta hingga Rp 14 miliar. Ketua Mualaf Center Indonesia ini juga menyiapkan lahan seluas 12 hektare dalam program Tancap Indonesia untuk memperkuat ketahanan pangan petani pasca Covid-19.

2. Junaidi bin Akim, Jakarta

Pria kelahiran Karawang 43 tahun lalu sudah 23 tahun menggeluti profesi sebagai penggali kuburan di TPU Pondok Rangon. Ia bersama rekan-rekannya di Grup D petugas pemakaman adalah yang pertama kalinya ditugasi memakamkan jenazah korban meninggal akibat Covid-19 di Indonesia. Pada puncak-puncak pandemi, ia bersama rekan-rekan bekerja 15 jam sehari menguburkan jenazah yang tak henti datangnya. Sadar ada risiko tertular, mereka tetap menjalankan pekerjaan mereka.

"Setelah menangani pemakaman Covid-19, ada rasa bangga rasanya. Mudah-mudahan apa yang saya kerjakan bermanfaat," ujarnya.

3. Prof Kuwat Triyana, Yogyakarta

Prof kuwat adalah dosen UGM yang merupakan penemu alat deteksi cepat Covid-19 bernama GeNose. GeNose adalah alat deteksi cepat buatan dalam negeri. Alata ini dapat mendeteksi pengidap Covid-19 dengan lebih cepat, tepat dan effisien. GeNose saat ini dipakai di terminal dan stasiun sebagai pendeteksi Covid-19.

4. Dr Erlina Burhan, Jakarta

Dikenal sebagai Kartini di tengah pandemi. Adalah dokter yang pertama kali membahas soal pneumonia Wuhan. Dia juga salah satu narsum yang paling dicari pada saat Covid mulai ramai di Indonesia. Erlina adalah jubir Rumah Sakit Perhabatan juga jubir PDPI. Orang terdepan jika membahas Covid-19 sehingga dijuluki sebagai Maskot Covid

5. Nurmaya, Jakarta

Nurmaya adalah masyarakat biasa. Sudah lebih dari  sembilan bulan Nurmaya membagi-bagikan makanan gratis kepada warga meski dia sendiri mengalami kesulitan di tengah pandemi Covid-19.

Dibantu dengan suami dan sepupunya, Nurmaya membagikan nasi bungkus kepada fakir miskin, tukang ojek dan pengguna jalan lainnya. Nasi bungkus ini terdiri dari nasi putih, ikan, telur, mie goreng dan tempe orek.

Setiap minggu, Nurmaya harus merogoh kocek hampir 1 juta rupiah untuk membeli berbagai bahan makanan. Terkadang, ada donatur yang turut menyumbang dalam bentuk uang maupun nasi bungkus.

 
Berita Terpopuler