Ziarah Kubur Jelang Ramadhan, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan

Umat Islam biasanya melakukan ziarah kubur menjelang Ramadhan.

Republika/Yogi Ardhi
Ziarah Kubur Jelang Ramadhan, Ini Amalan yang Bisa Dilakukan. Foto: Muslim saat melakukan ziarah kubur (ilustrasi).
Rep: Ratna ajeng tejomukti Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ziarah kubur merupakan kebiasaan turun temurun yang biasa dilakukan oleh keluarga atau kerabat yang masih hidup, termasuk saat menjelang bulan Ramadhan. Islam juga mengatur mengenai tata cara ziarah kubur.

Baca Juga

Umumnya, kaum muslimin melakukan ziarah kubur untuk mendoakan yang meninggal, mengenangnya, serta melakukan tafakur atas hikmah kematian.

Beberapa hal yang dilarang dan dibolehkan di antaranya,Jangan Mengucapkan Kata-Kata Buruk

“Sesungguhnya aku dulu telah melarang kalian untuk berziarah kubur. Maka (sekarang) ziarahlah karena akan bisa mengingatkan kepada akhirat dan akan menambah kebaikan bagi kalian dengan menziarahinya. Barangsiapa yang ingin berziarah maka lakukanlah dan jangan kalian mengatakan hujran’ (ucapan-ucapan batil).” (HR. Muslim)

Imam Ash-Shan’ani menjelaskan bahwa hadits tersebut menunjukkan tentang syariat ziarah kubur dan menjelaskan tentang hikmah yang terkandung padanya yaitu untuk mengambil pelajaran, mengingat akhirat dan motivasi dalam mengarungi kehidupan dunia yang fana. Jika pada ziarah kubur tak ada hikmah tersebut maka bukan ziarah yang disyariatkan. Ketika berziarah hendaknya mengucapkan kata-kata yang baik.

Menyapa dan Mendoakan Ahli Kubur

Dalam riwayat Aisyah Diriwayatkan dari Aisyah bahwa ia berkata: 

“Bagaimana yang harus aku ucapkan wahai Rasulullah, yaitu dalam ziarah kubur?” Beliau menjawab: “Ucapkanlah, salam sejahtera pada penduduk makam ini dari kaum beriman dan muslimin. Semoga Allah mengasihi orang-orang yang terdahulu dari kalian dan kami serta orang-orang yang terkemudian. Sesungguhnya kaminsya Allah akan menyusul bersama kalian.” (HR Muslim)

Pada hadist di atas setidaknya memberikan penjelasan kepada kita untuk memberikan salam kepada ahli kubur dan kebolehan mendoakannya. Ziarah Kubur dengan niat mendoakan mayit yang ada di dalamnya sejatinya diperbolehkan dalam agama kita sebagaiamana kebolehan mendoakan kebaikan kepada orang lain semasa hidupnya.

Menyiram Air dan menabur kerikil dan tumbuhan atau bunga

Diriwayatkan Dari Ja’far dari ayahnya berkata “Sesungguhnya Nabi Muhammad menyiram air di atas kubur Ibrahim, anaknya dan meletakkan kerikil di atasnya.” (HR. Baihaqi)

Melalui hadist di atas, dipahami bahwa Rasulullah menyiramkan air pada kuburan Ibrahim anak beliau. Hal ini kemudian yang diikuti oleh sejumlah orang karena para ulama juga memperbolehkannya, namun tak sedikit yang mengharamkannya di zaman sekarang karena dianggap bahwa perbuatan tersebut tak punya landasan atau bahkan hanya dikhususkan kebolehannya kepada baginda Nabi. 

Dari Ibnu Abbas ia berkata; Suatu ketika Nabi melewati sebuah kebun di Makkah dan Madinah lalu Nabi mendengar suara dua orang yang sedang disiksa di dalam kuburnya. Nabi bersabda kepada para sahabat “Kedua orang (yang ada dalam kubur ini) sedang disiksa. Yang satu disiksa karena tidak memakai penutup ketika kencing sedang yang lainnya lagi karena sering mengadu domba”. Kemudian Rasulullah menyuruh sahabat untuk mengambil pelepah kurma, kemudian membelahnya menjadi dua bagian dan meletakkannya pada masing-masing kuburan tersebut. Para sahabat lalu bertanya, kenapa engkau melakukan hal ini ya Rasul?. Rasulullah menjawab: Semoga Allah meringankan siksa kedua orang tersebut selama dua pelepah kurma ini belum kering. (HR. Bukhari)

Ada ulama yang memperbolehkan peziarah kubur untuk meletakkan pelepah kurma atau bunga sebagai penggantinya dengan harapan tasbih dari tumbuhan ini meringankan derita ahli kubur.

Adab ziarah kubur di antaranya: 

Pertama, luruskan niat dan tujuan ziarah kubur. Tujuan ziarah kubur di antaranya, 

Mengingat Kematian

Dari Abu Hurairah berkata: “Nabi berziarah ke makam ibunya, lalu beliau menangis dan membuat orang-orang di sekitar beliau juga menangis. Lalu beliau bersabda: “Aku meminta izin kepada Tuhanku untuk memohonkan ampunan bagi ibuku, tetapi 

Tuhan tidak memberiku izin. Dan aku meminta izin untuk berziarah ke makamnya, lalu aku diberi izin. Lakukanlah ziarah kubur, karena demikian itu dapat mengingatkan pada kematian. (HR. Muslim)

Hadist ini menunjukkan wujud bakti kepada orang tua sekalipun sudah tiada, yakni dengan menziarahi kuburnya. Melalui hadist ini pula difahami oleh para ulama tentang kebolehan menziarahi kubur orang non-muslim.

Abu Hurairah berkata, Rasulullah bersabda: “Berziarahlah kalian ke kuburan, karena sesungguhnya hal itu dapat mengingatkan kalian pada kehidupan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)

Dari lafadz hadist ini bisa dipahami bahwa ziarah kubur bertujuan untuk mengingatkan kita kepada kehidupan akhirat, yang dengan demikian kita termotivasi untuk mempersiapkan bekal-bekal penting selama di dunia. Tentunya hal ini diperbolehkan dalam agama, karena dunia ini hanya sementara dan merupakan tempat mengumpulkan amalan shaleh untuk bekal di akhirat kelak.

Mendoakan Kebaikan

Sebagaimana disebutkan pula dalam hadist sebelumnya tentang kebolehan mendoakan ahli kubur dengan doa-doa yang baik, bahkan Rasulullah SAW sendiri mengajarkan kepada Aisyah tentang redaksi doanya. Hal ini tentunya bisa menjadi motivasi bagi setiap orang untuk melakukan ziarah kubur.

Motivasi Diri Memperbanyak Amal Baik 

Banyak hal-hal yang hukumnya sunnah yang Rasulullah SAW ajarkan kepada umatnya, dan ziarah kubur adalah salah sat dari sekian banyak amalan sunnah yang mudah untuk dilakukan bahkan dipercaya mampu memberi keberkahan bagi kedua belah pihak, baik yang berziarah atau kepada mayit yang diziarahi. 

Kedua, mengucapkan salam kepada ahli kubur. Ketiga, tidak memakai alas kaki di sekitar pemakaman.

Keempat, mendoakan ahli kubur. Ada banyak doa-doa yang dapat dibaca selama ziarah. Di antaranya, ayat suci Alquran, shalawat, doa tahlil dan zikir.

Kelima, tidak mengucapkan ucapan buruk. Keenam, boleh menangis tetapi tidak boleh meratapi. Terakhir, tidak boleh duduk di atas kuburan.n Ratna Ajeng Tejomukti

Sumber : 

Buku A-Z Ziarah Kubur dalam Islam penulis Firman Arifandi, Kitab Doa-Doa Ketika Berziarah penulis Siti Nur Aidah

 

 

 
Berita Terpopuler