Kapan Seorang Pria Kehilangan Haknya Sebagai Pemimpin?

Allah tidak akan menerima jika seorang wanita ciptaan-Nya direndahkan oleh suaminya.

Pixabay
Kapan Seorang Pria Kehilangan Haknya Sebagai Pemimpin?
Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Allah tidak akan menerima jika seorang wanita ciptaan-Nya direndahkan oleh suaminya. Allah Mahakuasa dalam membela hak-hak istri apabila pria membayangkan derajatnya lebih tinggi dibanding istrinya dan dengan begitu dia bisa menindasnya.

Baca Juga

Atau apabila wanita membayangkan bahwa pria membelanya hanya dengan membiarkannya berada di sisinya. Pernikahan bukan berarti penghinaan karena hakikat pernikahan adalah kasih sayang dan kebajikan

Patuh kepada suami dan menghormati haknya sebagai pemimpin/kepala rumah tangga diatur dengan beberapa syarat sebagai berikut, seperti dikutip dari Buku Pegangan Utama Fiqih Wanita: Segala Hal yang Ingin Anda Ketahui tentang Perempuan dalam Hukum Islam oleh Majdah Amir. 

  1. Karena memberi nafkah merupakan tugas dan tanggung jawab pria, kegagalan memenuhi tugas dan kewajiban itu akan membuat pria kehilangan hak kepemimpinannya. Seorang wanita berhak mengajukan perceraian jika suaminya tidak mampu memberinya nafkah lahir.
  2. Kepatuhan itu harus dilakukan dalam masalah-masalah yang tidak menyebabkan ketidakpatuhan terhadap Allah Swt. atau bertentangan dengan ketentuan ilahi yang mana pun. Rasulullah saw. bersabda, "Orang tidak boleh mematuhi orang lain dalam hal yang tidak diridhai Allah, Pencipta kita." (HR Ahmad dan al-Hakim).
  3. Kepatuhan harus diberikan dalam perkara-perkara yang layak dan pantas, bukan yang menunjukkan kezaliman atau perilaku plin-plan.

Baca juga: Mengapa Pria Diberi Kewenangan Menjadi Pemimpin?

Selain itu, kepemimpinan rumah tangga dalam Islam diatur dengan pembatasan-pembatasan tertentu, sebagai berikut. 

  • Seorang suami Muslim tidak berhak memaksa istrinya yang non-Muslim untuk memeluk Islam, atau bahkan memaksanya mengikuti aliran pemikiran tertentu kalau wanita itu seorang Muslimah.
  • Seorang suami Muslim dilarang memaksakan cara berpikirnya pada istrinya. Sebaliknya, Islam mewajibkannya untuk menghormati daya pikir istrinya bahkan jika pendapatnya bertentangan dengan pendapat suaminya, asalkan wanita itu tidak melanggar aturan-aturan Islam.
  • Perwalian seorang suami Muslim tidak mencakup hak ikut campur dengan harta kekayaan dan uang istrinya. Islam memberikan kepada seorang istri, entah dia Muslim atau non-Muslim, kemandirian finansial sepenuhnya. Wanita itu mempunyai kebebasan mutlak untuk mengelola dan membelanjakan uangnya sesuka hatinya. Suaminya hanya boleh memberinya nasihat atau dukungan.

 
Berita Terpopuler