Irak-Arab Saudi Perkuat Perdagangan dan Investasi

Irak dan Arab Saudi menandatangani lima perjanjian bilateral

Britishmuseum.org/ca
Jalur Irak menuju Makkah, Arab Saudi.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Irak dan Arab Saudi meningkatkan hubungan perdagangan dan investasi dengan menandatangani lima perjanjian pada Rabu (31/3). Televisi Al-Arabiya melaporkan, kerja sama tersebut mencakup bidang keuangan, komersial, ekonomi, budaya dan media.

Baca Juga

Dalam kunjungannya ke Arab Saudi, Perdana Menteri Irak Mustafa Al-Kadhimi mengatakan, dia dan delegasi menteri seniornya berusaha untuk meningkatkan kerja sama perdagangan dan ekonomi dengan Riyadh. Dalam pernyataan yang diterbitkan oleh media pemerintah Saudi, kedua negara sepakat untuk membentuk dana bersama dengan modal sekitar 3 miliar dolar AS.

Investasi Arab Saudi di Irak diperkirakan akan meningkat menjadi 10 miliar riyal atau 2,67 miliar dolar AS. Kantor berita SPA melaporkan, investasi Saudi di Irak meningkat lebih dari dua miliar riyal.

Selain itu, Saudi dan Irak juga setuju untuk memelihara kerjasama energi demi menjaga stabilitas di pasar minyak global. Irak adalah produsen terbesar kedua di antara negara-negara anggota OPEC. Kerja sama perdagangan dan investasi ini sejalan dengan upaya pemerintahan Al-Kadhimi mempercepat investasi asing termasuk dukungan Saudi untuk energi dan pertanian.

 

Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman dan Al-Kadhimi mengadakan pembicaraan tentang perkembangan di Irak dan persoalan regional lainnya. Al-Kadhimi tiba di Bandara Internasional Raja Khalid di Riyadh dalam kunjungan resmi ke Kerajaan atas undangan dari Raja Salman, pada Rabu (31/3).

Al-Kadhimi disambut dengan penyambutan ala militer, lengkap dengan pelepasan 21 peluru artileri, pengibaran bendera Irak di langit Saudi, dan pemutaran lagu kebangsaan kedua negara. Selanjutnya Putra mahkota dan perdana menteri menuju ke Pengadilan Kerajaan di Istana Al-Yamamah, dan melakukan tur singkat di distrik Al-Turaif Diriyah.

Al-Kadhimi mengatakan kunjungan itu bertujuan untuk mengkonsolidasikan hubungan antara kedua negara persaudaraan, dan membangun prospek kerja sama persaudaraan antara negara-negara di kawasan itu. Al-Kadhimi mengatakan, prospek kerja sama itu dibangun dengan cara melayani rakyat, mencapai stabilitas, dan mendedikasikan nilai-nilai pembangunan dan integrasi yang dapat menyatukan kedua negara. 

 
Berita Terpopuler