Langkah Airlangga Temui Sejumlah Ketum Parpol Dinilai Tepat

Penjajakan jauh sebelum Pemilu, dinilai penting membangun relasi politik.

Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyambut kedatangan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (30/3).
Red: Agung Sasongko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik Ujang Komarudin menilai safari politik yang dilakukan Ketua Umum Partai Golkar langkah yang tepat. Apalagi, menurut Ujang, dilakukan jauh-jauh hari sebelum terlaksananya Pemilihan Umum 2024.

Baca Juga

Penjajakan jauh sebelum Pemilu, dinilai Ujang, penting untuk membangun relasi politik. "Biasanya pergerakan menteri sudah seizin pak presiden. Sudah melalui izin pak presiden. Saya memiliki keyakinan sudah diizinkan," ujar Ujang saat dikonfirmasi wartawan, dalam keterangan persnya, Rabu (31/3).

Airlangga melakukan safari politik dengan menemui ketua umum partai politik. Di antaranya, bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dan yang terbaru menemui Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa.

"Ini menjadi strategi yang bagus bagi Airlangga untuk bisa menyamakan persepsi atau membangun komunikasi dari hati ke hati dengan ketua umum ketua umum partai," tutur Ujang.

Airlangga bertemu dengan Suharso di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Selasa (30/3) malam. Dalam pertemuan itu, kedua tokoh nasional sepakat bahwa Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) 2005-2025 perlu dilanjutkan.

 

Ujang melihat pertemuan Airlangga dan Suharso adalah langkah awal dalam penjajakan koalisi. Ia menyebut sebagai pra koalisi. Membangun silaturahmi politik menuju Pemilihan Presiden 2024.

Sebab, Airlangga sendiri telah ditetapkan sebagai calon presiden dalam keputusan di Rapimnas Partai Golkar.

"Airlangga ke sana ke sini. Dan itu bagus untuk menjalin kerja sama di Pilpres. Karena sudah ada basis legitimasinya. Sedangkan partai yang lain, ketua umumnya belum ada karena belum meresmikan ketua umum partai menjadi calon presiden. Kalau Golkar kan sudah," imbuh Ujang.

 

Koalisi antara Golkar-PPP, ucap Ujang, merupakan gabungan massa nasionalis dan religius. "Jadi gabungan masa nasionalis dan masa agamis. Dan itu tentu bagus," tuturnya.

 
Berita Terpopuler