Kolaborasi Wujudkan Target Hilirisasi Riset Alkes Lokal

HFNC Aircov-19 wujud kolaborasi swasta dan Kementerian Kesehatan

Dok Istimewa
Penyerahan laporan hasil lolos uji produksi dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), Juni 2020
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Saat pandemi Covid-19 mulai menjangkit di Indonesia pada Maret 2020 lalu, ventilator menjadi tumpuan utama untuk mengatasi pasien Covid-19 yang mengalami gagal napas. Padahal, tidak semua pasien Covid-19 yang gagal napas harus mendapatkan bantuan ventilator. 

Baca Juga

Hasil penelitian yang dipublikasikan pada European Respiratory Journal, 2020 dan BMC Pulmonary Medicine 2020 menyatakan, High Flow Nasal Canulla (HFNC) aman dan efektif digunakan untuk pasien Covid-19 yang mengalami hypoxia (kekurangan oksigen), baik pasien dengan atau tanpa gejala gangguan pernapasan ringan hingga akut.

Hasil penelitian itu menjadi pijakan riset pengembangan alat kesehatan lokal oleh Jurusan Teknik Elektromedik–Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II, dengan nama HFNC Aircov-19.

HFNC merupakan alat terapi oksigen beraliran tinggi yang telah dihangatkan dan dilembapkan dengan pengaturan tingkat fraksi oksigen yang disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Pemberian terapi oksigen yang tepat dapat meningkatkan peluang kesembuhan pasien dan menghindari terjadinya fase gagal nafas ARDS (acute respiratory distress syndrome) yang lebih berat.

Hasil riset dan inovasi produk HFNC AIRCOV-19 itu saat ini telah diproduksi dalam skala industri dan dapatdiperoleh dengan carae-Purchasing melalui katalog elektronik nasional Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). Inovasi yang diproduksi oleh PT. Poly Jaya Medikal ini telah berhasil lolos seleksi yang ketat pada proses pengadaan di LKPP sejak Februari 2021. 

Produk inidapat diakses melalui tautan e-katalog.lkpp.go.id pada katalog nasional sub-bidang fasilitas kesehatan dengan nama High Flow Nasal Cannula (HFNC), merek Poly Medical AIRCOV-19. Selain melalui e-katalog, produk ini dapat diperoleh langsung melalui distributor resmi yang ditunjuk oleh PT Poly Jaya Medikal, selakuprodusen alkeslokal yang telah memiliki jaminan mutu ISO 9001.

Aircov-19 yang lahir dari riset di tengah pandemi Covid-19...

 

 

Aircov-19 yang lahir dari riset di tengah pandemi Covid-19 merupakan salah satu kontribusi nyata para inventor bidang Elektromedik untuk mendukung pemerintah dalam memenuhi kebutuhan alat bantu alkes lokal yang andal.

“Kami sangat bersyukur karena kolaborasi dari berbagai pihak terkait, mengantarkan hilirisasi hasil riset dosen dan mahasiswa terkait Covid-19 yaitu HFNC Aircov-19 bisa mencapai fase komersialisasi apalagi sampai tayang pada e-katalog pemerintah.Semoga memberikan manfaat yang lebih luas,” kata Ketua Tim Inventor Ernia Susana dalam keterangan tertulis Jum’at, 27 Maret 2021. Sebagai informasi, Tim Inventor kegiatan ini terdiri dari dosen, mahasiswa dan beberapa alumni Jurusan Elektromedik.

Ernia mengatakan, transformasi  HFNC  Aircov-19 dengan nomor izin edar AKD 20403021574 hingga sampai  tahapan  berada  dalam  bursa e-katalog membutuhkan proses panjang. Untuk mencapai produk riset yang dapat diadopsi oleh industri, prototype harus melalui serangkaian pengujian teknis sebagai pembuktian kinerja dan keandalannya sehingga dapat memenuhi  level tingkat  kesiapterapan teknologi (TKT) dan tingkat kesiapan inovasi. 

“Proses pengujian itu tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit sehingga perlu inovasi kebijakan-kebijakan terkait pendanaan dari pihak terkait. Hal lain yang tentunya tidak mudah adalah mendapatkan mitra industri yang siap dengan modal kerja sehingga dapat memenuhi target kapasitas produksi,” tutur Ernia.

Ernia menyampaikan, pandemi Covid-19 memberikan perubahan besar dalam mewujudkan percepatan hilirisasi hasil riset dan inovasi para inventor, khususnya terkait aspek pengembangan alkes.

Sinergi antaraperguruan tinggi, mitra industri dan pemerintah menghasilkan kemudahan dan reformasi birokrasi untuk percepatan hasil riset perguruan tinggi menuju skala industri.

Kemudahan yang didapat selama proses menuju komersialisasi diantaranya dukungan dari Kementerian Kesehatan dengan menggratiskan biaya uji produksi pada laboratorium Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) dan kemudahan registrasi alkes melalui upaya percepatan pemberian izin edar produk Covid-19 dari Direktorat JenderalKefarmasian dan Alkes.

 

Ernia berharap, dukungan pemerintah untuk hilirisasi hasil riset hingga skala industri bisa terus berjalan dan tidak hanya berhenti pada keadaan darurat pandemi Covid-19. 

 
Berita Terpopuler