Sayur Bikin Gemuk? Ini 4 Faktanya

Ada pendapat yang menyebutkan sayuran bisa membuat gemuk.

www.freepik.com
Ada pendapat yang menyebutkan sayuran bisa membuat gemuk.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Belakangan ini, pro dan kontra terkait konsumsi serat dalam diet penurunan berat badan menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat. Alasannya, sebuah tren diet baru dari selebriti ternama mengungkapkan bahwa konsumsi serat dapat menggemukkan tubuh.

Klaim ini dinilai cukup mengejutkan karena selama ini sayur dan buah yang merupakan sumber serat dikenal sebagai makanan yang sehat. Orang-orang juga kerap memperbanyak konsumsi sayur dan buah untuk membantu proses penurunan berat badan mereka.

Informasi yang saling bertolak-belakang ini tentu memunculkan kebingungan tersendiri di tengah masyarakat. Untuk meluruskan kesimpang-siuran ini, beberapa dokter spesialis gizi klinik membagikan informasi yang sebenarnya tentang konsumsi serat, khususnya dalam diet menurunkan berat badan. Berikut ini adalah empat fakta di antaranya, seperti disampaikan dalam #GoodTalkSeries bersama GoodDoctor melalui siaran IG Live @gooddoctor.id, belum lama ini.

Tak Ada Bukti Ilmiah
Spesialis gizi klinik Dr dr Samuel Oetoro MS SpGK(K) menegaskan bahwa konsumsi serat tidak menggemukkan tubuh. Dr Samuel juga sudah mencoba mencari kepustakaan yang mungkin mendukung klaim bahwa serat itu menggemukkan, tetapi hasilnya nihil.

"Tidak ada (di kepustakaan), saya juga heran kalau ada orang buat statement serat itu menggemukkan," ujar Dr Samuel.

Dibutuhkan dalam Program Penurunan Berat Badan
Berbeda dengan klaim "menggemukkan", Dr Samuel mengatakan konsumsi serat just dapat membantu program penurnan berat badan. Hal senada juga diungkapkan oleh dokter spesialis gizi klinik dr Arti Indira MGz SpGK FINEM.

Mengacu pada berbagai jurnal, dr Arti mengatakan konsumsi serat terbukti dapat membantu penurunan berat badan. Selain membantu program penurunan berat badan, konsumsi serat juga dapat menunjang kesehatan saluran pencernaan.

Serat itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu serat larut dan serat tidak larut. Keduanya memiliki manfaat yang berbeda dan sama-sama penting untuk dikonsumsi.

"Kedua jenis serat ini berbeda, umumnya ditemukan di sayur, buah, biji-bijian, kacang-kacangan," tukas dr Arti.

Konsumsi serat larut dapat membantu feses menjadi lebih padat dan berbentuk. Serat larut juga dapat membantu mengurangi penyerapan zat-zat yang memiliki efek negatif bagi tubuh.

Baca Juga

"Dia memperlambat karbohidrat masuk ke aliran darah, sehingga mencegah lonjakan kadar gula darah," lanjut dr Arti.

Sedangkan serat tidak larut dapat memperlambat pernjalanan makanan dan bahan yang tak dibutuhkan oleh tubuh. Serat tidak larut juga turut membuat volume tambahan di perut sehingga memberikan perasaan kenyang lebih lama. Hal inilah yang turut membantu proses penurunan berat badan.

"Jadi kalau Anda ingin menurunkan berat badan, serat ini hukumnya wajib dikonsumsi," tutur Dr Samuel.

Masalah Akibat Kurang Serat
Mengurangi atau bahkan tak mengonsumsi serat dapat memunculkan beragam keluhan. Salah satu di antaranya adalah keluhan sembelit atau konstipasi.

Selain itu, konsumsi serat juga penting untuk menjaga keseimbangan bakteri baik di dalam usus. Seperti diketahui, kondisi saluran cerna juga berkaitan dengan sistem imun.

"Sebanyak 70 persen sistem imun kita ada di sistem cerna," tukas spesialis gizi klinik dr Feni Nugroho MARS MGz SpGK.

Anjuran Konsumsi Sayur dan Buah
Memenuhi kebutuhan asupan serat harian sebenarnya tidak begitu sulit. Komposisi makan dalam "Isi Piringku" yang dianjurkan oleh Kementerian Kesehatan RI dapat menjadi acuan.

Berdasarkan anjuran ini, satu piring nasi bisa dibagi menjadi dua bagian. Setengah sisi piring diisi oleh karbohidrat dan protein, sedangkan setengah sisi lainnya diisi oleh sayur dan buah yang merupakan sumber serat, vitamin, dan mineral.

Pada sisi karbohidrat dan protein, komposisi yang disarankan adalah dua per tiga karbohidrat dan sepertiga protein. Karbohidrat yang disarankan adalah karbohidrat kompleks yang tinggi akan serat, misalnya nasi merah, roti gandum, atau umbi-umbian.

Setengah sisi piring lainnya diisi oleh sayur dan buah dengan komposisi dua per tiga sayur dan sepertiga buah. Upayakan sayur dan buah yang dikonsumsi dalam sehari memiliki kombinasi warna yang beragam. Alasannya, masing-masing warna pada sayur dan buah mencerminkan kandungan antioksidan yang berbeda pula.

"Konsumsi sayur 3-4 porsi per hari, per porsi kurang lebih 100 gram, dan konsumsi buah 2-3 porsi per hari, ini tidak boleh tidak dipenuhi," tukas dr Feni.

 
Berita Terpopuler