BPBD Tasikmalaya Tunggu Rekomendasi Resmi PVMBG Soal Longsor

PVMBG disebut belum berikan informasi tertulis hasil penelitian longsor Tasikmalaya.

Republika/Bayu Adji P
Sebuah rumah dan dua unit mobil di Desa Kawitan, Kecamatan Salopa, Kabupaten Tasikmalaya, tertimpa material tanah longsor, Senin (12/10).
Rep: Bayu Adji Prihammanda Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Bencana pergerakan tanah terjadi di sejumlah wilayah di Kabupaten Tasikmalaya pada Februari lalu. Namun, hingga saat ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya belum bisa melakukan penanganan terkait rehabilitasi dan rekonstruksi lantaran belum ada rekomendasi resmi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG).

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Irwan mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima rekomendasi resmi dari PVMBG. Padahal, tim PVMBG telah melakukan kajian pada akhir Februari lalu.

"Sampai sekarang dari PVMBG belum memberikan informasi secara tertulis mengenai hasil penelitian di wilayah Kabupaten Tasikmalaya," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (24/3).

Ia memaklumi PVMBG belum bisa memberikan rekomendasi secara resmi. Menurut dia, tim di PVMBG terbatas, sementara saat ini terdapat banyak kejadian bencana geologi di wilayah Indonesia.

BPBD Kabupaten Tasikmalaya sebenarnya telah mendapatkan rekomendasi secara lisan. Namun, untuk penanganan lebih lanjut diperlukan rekomendasi resmi sebagai dasar hukum.

"Kita masih menunggu rekomendasi tertulis. Kalau hanya secara lisan itu kan tidak bisa dijadikan dasar," kata Irwan.

Ia menyebutkan, wilayah yang dikunjungi tim PVMBG pada akhir Februari lalu di antaranya adalah Kecamatan Cibalong, Gunungtanjung, Puspahiang, Salopa, dan Bantarkalong. Dari sejumlah tempat yang dikunjungi PVMBG, rumah warga yang harus direlokasi hanya yang berada di Desa Singajaya, Kecamatan Cibalong. Menurut dia, ada tujuh rumah terdampak yang mesti direlokasi di wilayah itu.

Kendati demikian, sebagian warga yang terdampak pergerakan tanah itu masih ada yang mengungsi. Ia mencontohkan, di Kecamatan Cibalong terdapat sejumlah warga yang mengungsi di rumah kerabatnya lantaran rumahnya sudah rusak berat. Sementara di Kecamatan Gunungtanjung, warga sudah mulai memperbaiki rumah mereka yang rusak sesuai kemampuan masing-masing.

Menurut Irwan, sejauh ini tak ada lagi pergerakan tanah lanjutan di lima wilayah tersebut. Sebab, saat ini intensitas hujan sudah mulai berkurang. "Tapi kita tetap mengimbau warga agar tetap waspada," kata dia.

Sementara itu, di laman resmi PVMBG telah muncul laporan hasil kajian pergerakan tanah di empat kecamatan Kabupaten Tasikmalaya, yaitu Kecamatan Gunungtanjung, Salopa, Puspahiang, dan Bantarkalong, tertanggal 22 Maret 2021. Dari laporan itu, terdapat rekomendasi penanganan untuk masing-masing wilayah.

Di Kecamatan Bantarkalong misalnya, terdapat satu rumah rusak berat agar direlokasi. Sementara untuk satu rumah rusak ringan dan empat rumah terancam masih cukup aman untuk ditempati saat ini, tapi tetap harus mengikuti beberapa teknis rekomendasi.

Sementara di Kecamatan Gunungtanjung, terdapat 18 rumah rusak berat dan tiga rumah rusak ringan agar direlokasi. Sebelum diadakan relokasi, disarankan masyarakat tidak beraktivitas pada saat dan setelah hujan di sekitar area longsoran di lereng atas.

Masyarakat beserta aparat setempat agar melakukan pemantauan perkembangan retakan di sekitar lereng atas, lahan perkebunan salak, dan sekitar pemukiman. Jika retakan bertambah lebar segera mengungsi dan melaporkan ke pemerintah daerah.

Di wilayah itu, retakan yang terdapat di perkebunan salak direkomendasi segera ditutup dengan tanah liat atau material kedap dan dipadatkan. Untuk ke depannya agar daerah perkebunan salak sebaiknya dialih fungsi lahan menjadi jenis vegetasi berakar dalam dan kuat untuk menahan lereng pada area bekas longsor.

 
Berita Terpopuler