PBB Prihatin Peningkatan Kekerasan Terhadap Orang Asia

Pernyataan Trump yang berbau rasis dianggap turut berpengaruh terhadap kekerasan.

John Michels via AP
Foto Oktober 2015 ini disediakan oleh John Michels, kiri, menunjukkan saudaranya Paul Andre Michels, kanan, berpose dengan saudara perempuannya Sarah Michels dan dirinya sendiri, di Allen Park, Michigan. Paul Michels termasuk di antara delapan orang yang tewas pada 16 Maret 2021, dalam penembakan di tiga panti pijat Georgia di daerah Atlanta.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres prihatin dengan meningkatnya kekerasan terhadap orang Asia dan orang-orang keturunan Asia secara global selama pandemi Covid-19. Pernyataan PBB muncul setelah penembakan di Atlanta yang menewaskan delapan orang, dan enam di antaranya merupakan perempuan keturunan Asia-Amerika.

“Dunia telah menyaksikan serangan mematikan yang mengerikan, pelecehan verbal dan fisik, intimidasi di sekolah, diskriminasi di tempat kerja, hasutan untuk kebencian di media dan di platform media sosial, dan bahasa yang menghasut oleh mereka yang memiliki posisi berkuasa,” kata juru bicara PBB Farhan Haq.

Robert Aaron Long, seorang pria kulit putih berusia 21 tahun telah didakwa membunuh delapan orang, termasuk enam wanita Asia Amerika, di sebuah tempat spa di daerah Atlanta pada 16 Maret. Penembakan itu merupakan pembunuhan massal terburuk di Amerika Serikat sejak 2019.

Baca Juga

Kejadian ini juga mengirimkan gelombang kejut melalui komunitas Amerika Asia di AS yang telah mengalami peningkatan serangan fisik, penghinaan rasial, dan pelecehan verbal selama pandemi virus korona. Wakil kepala polisi Atlanta Charles Hampton Jr mengatakan, para penyelidik yakin Long telah mengunjungi dua dari tiga tempat spa di area Atlanta. "Penyelidikan kami melihat segala kemungkinan," kata Hampton.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang untuk menghormati delapan orang yang tewas dalam serangkaian penembakan di sebuah tempat spa di Atlanta. Biden memerintahkan, bendera di gedung federal, pangkalan militer, kedutaan besar dan konsulat AS di seluruh dunia dikibarkan setengah tiang hingga 22 Maret.

 

Presiden Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris membatalkan rencana untuk mengunjungi Atlanta pada Jumat (19/3). Sebagai gantinya, Biden menjadwalkan pertemuan dengan para pemimpin Asia-Amerika untuk membahas ancaman terhadap komunitas mereka.

"Penembakan itu tampaknya berada dipersimpangan kekerasan berbasis gender, misogini dan xenofobia," kata Anggota parlemen negara bagian Georgia Bee Nguyen, seorang warga Amerika keturunan Vietnam, kepada surat kabar Atlanta Journal-Constitution.

Partai Demokrat tidak heran bahwa kekerasan di AS meningkat, karena penggunaan bahasa oleh mantan Presiden Donald Trump telah mengutarakan pernyataan yang membenci China. Termasuk menyebut virus Corona sebagai "virus China", "wabah China", dan "Kung flu".

“Ketika politisi menggunakan istilah seperti 'virus China' atau 'Kung flu' untuk merujuk pada Covid-19, efeknya disengaja atau tidak adalah menempatkan target orang Amerika keturunan Asia," kata anggota parlemen AS Steve Cohen.

Stop AAPI Hate, sebuah kelompok yang dibentuk untuk memerangi peningkatan serangan selama pandemi telah mendokumentasikan lebih dari 2.800 akun kebencian anti-Asia pada 2020. Sebuah laporan oleh Center for the Study of Hate and Extremism bulan ini menunjukkan, kejahatan rasial terhadap orang Asia-Amerika di 16 kota besar AS naik 150 persen dari 2019 hingga 2020.

 
Berita Terpopuler