Menkop Tegaskan Program PEN KUMKM akan Dilanjutkan

Menkop menyebut Program PEN KUMKM akan dibuat menjadi dua klaster

Antara/Aditya Pradana Putra
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) tahun ini masih akan dilanjutkan oleh pemerintah. Ia menyebutkan, program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki menegaskan, program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) khususnya pembiayaan bagi Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) tahun ini masih akan dilanjutkan oleh pemerintah. Ia menyebutkan, program PEN KUMKM terdiri dari dua klaster. 

Klaster pertama, bagi usaha mikro yang unbankable, Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM). “Insya Allah segera akan digulirkan oleh Presiden,” ujar Teten saat menjadi keynote speaker dalam acara Graduation Banking Editors Masterclass yang digelar secara virtual, Rabu (17/3). 

Kedua, lanjutnya, PEN bagi kelompok usaha yang sudah bankable dan telah mendapatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Berupa fasilitas subsidi bunga KUR dan pembiayaan modal kerja koperasi melalui Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). 

“Pemerintah terus mematangkan alternatif pembiayaan untuk UMKM dan Koperasi yang murah, mudah, dan cepat agar UMKM cepat naik kelas,” ujar Teten. Ia mengakui, pandemi memberikan dampak sangat besar bagi UMKM. 

Menurut data Siap Bersama UKM, dampak pandemi terhadap UMKM di antaranta Kesulitan Pemasaran dengan persentase 22,9 persen, lalu Distribusi Terhambat 20,01 persen, Kesulitan Permodalan 19,39 persen, dan Bahan Baku 18,87 persen. “Sebesar 98 persen UMKM mengalami penurunan penjualan serta 50,5 persen UMKM mengurangi karyawannya,” jelas dia mengutip data SMRC pada 2020.

 

Meski begitu, Teten menilai kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun berbagai negara anggota G20, seperti Amerika Serikat (minus 3,5 persen), Jerman (minus 5,0 persen), Rusia (minus 3,1 persen), Singapura (minus 5,8 persen), dan Filipina (minus 9,5 persen).

Kondisi ekonomi Indonesia berangsur pulih tersebut ditandai angka pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal IV 2020 sebesar minus 2,19 persen year on year (yoy) atau jauh lebih baik dari kuartal II (minus 5,32 persen), maupun kuartal III (minus 3,49 persen). 

“Melihat perkembangan ini, saya ingin mengajak kita semua untuk lebih optimis,” ujar Teten. Guna mengurangi risiko usaha dari UMKM agar lebih feasible, sambungnya, pelaku usaha mendapatkan akses pembiayaan, pihaknya menyiapkan 4 transformasi besar. 

 

Maka UMKM diharapkan terdata dengan baik, berusaha dalam skala ekonomi dan efisien, serta proses pembinaan menjadi lebih fokus dan terarah. Teten menjelaskan, 4 transformasi besar yang dimaksud yaitu transformasi dari informal ke formal, transformasi ke digital dan pemanfaatan teknologi, transformasi ke dalam rantai nilai atau value chain, dan modernisasi koperasi. 

 
Berita Terpopuler