Arab Saudi akan Beli Drone dari Turki

Pembelian drone menandai pemulihan hubungan Arab Saudi dan Turki.

AP
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Rep: Rizky Jaramaya Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan, Arab Saudi akan membeli drone bersenjata dari Turki. Itu adalah sebuah langkah yang menandai pemulihan hubungan antara kedua negara. 

Baca Juga

Hubungan Turki dan Arab Saudi merenggang sejak kasus pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul pada 2018. Perdagangan kedua negara telah jatuh di bawah boikot informal Saudi. Namun, kedua negara mengatakan mereka akan bekerja untuk meningkatkan hubungan.

Dalam konferensi pers pada Selasa (16/3), Erdogan mengatakan Saudi melakukan latihan udara bersama dengan Yunani yang merupakan pesaing Turki. Hal itu menunjukkan kesepakatan tentang penjualan drone bergantung pada perilaku Riyadh pada masa depan. 

“Arab Saudi sedang melakukan latihan bersama dengan Yunani,” kata Erdogan, dilansir Aljazirah, Rabu (17/3).

“Namun, pada saat yang sama, Arab Saudi meminta drone bersenjata kepada kami. Harapan kami adalah menyelesaikan masalah ini dengan tenang tanpa menjadi panas," kata Erdogan menambahkan.

Turki merupakan salah satu negara pembuat drone bersenjata utama dunia, yang membantu sekutu Azerbaijan memperoleh keuntungan besar dalam perang enam minggu dengan Armenia tahun lalu atas wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Drone Turki juga telah dikerahkan untuk konflik di Suriah dan Libya.

Baca juga : Kuasa Hukum Demokrat Versi KLB Sebut Soal Keterangan Palsu

 

Riyadh sudah memiliki perjanjian transfer teknologi dengan perusahaan swasta Turki, Vestel, yang mengizinkan Arab Saudi untuk membuat drone militernya sendiri. Namun, ada spekulasi luas bahwa mereka juga mencari pengiriman militer yang dapat menghindari embargo senjata, yang diberlakukan beberapa negara Barat atas kampanye militernya di Yaman.

Harapan Turki untuk meredakan ketegangan dengan Arab Saudi adalah bagian dari upaya regional yang lebih luas. Ankara berkali-kali mengatakan, pihaknya juga melihat prospek untuk meningkatkan hubungan dengan Mesir. Hubungan Turki dan Mesir mengalami ketegangan sejak tentara Mesir menggulingkan Presiden Ikhwanul Muslimin Mohamed Morsi, yang dekat dengan Erdogan, pada 2013.

Pekan lalu, Erdogan dan menteri luar negerinya mengatakan, Turki telah melanjutkan kontak diplomatik dengan Mesir dan menginginkan kerja sama lebih lanjut. Kairo mengatakan, tindakan Turki "harus menunjukkan keselarasan dengan prinsip-prinsip Mesir" untuk menormalkan hubungan. 

 
Berita Terpopuler