Mengupas Hikmah Surat Al-Fil

Kisah dalam Surat Al-Fil mengingatkan orang Quraisy akan nikmat Allah.

ANTARA
Mengupas Hikmah Surat Al-Fil
Rep: Andrian Saputra Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Surat Al Fil adalah surat ke-105 dalam urutan tartib mushaf. Surat ini memiliki lima ayat dan tergolong surat Makkiyah atau surat-surat yang diturunkan di Makkah.

Baca Juga

Berikut penjelasan pakar studi Linguistik dan Penerjemahan asal Kanada Ali Al Halawani sebagaimana dilansir About Islam, Sabtu (13/3). Nabi Muhammad diutus pada orang Arab dan seluruh dunia untuk membimbing pada jalan yang benar.

Saat itu banyak orang yang mempercayainya, namun banyak juga yang tidak mempercayainya serta pesan-pesan ilahi yang dibawa oleh Rasulullah. Allah mengisahkan kembali tentang pasukan gajah dalam firmannya yang diberikan pada Nabi Muhammad. Kisah itu terjadi pada tahun yang sama ketika Rasulullah lahir. 

Kisah yang termaktub dalam surat Al Fil itu sekaligus mengingatkan orang-orang Quraisy akan nikmat yang telah Allah berikan kepada mereka. Allah melindungi mereka dari serangan orang Abyssinia. Karena itu kaum Quraisy tetap aman di Makkah. 

"Dan apakah mereka tidak memperhatikan, sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar kepada nikmat Allah?" (Alquran surat Al Ankabut ayat 67).

Dalam surat Al Fil ada beberapa kata yang menarik untuk dikaji. Pertama, burung Ababil.

Burung ababil adalah burung yang dikirim Allah untuk menghancurkan pasukan yang dipimpin Abrahah untuk menyerbu Makkah. Kata ababil menunjukkan burung-burung itu berkelompok atau berkerumun.

Ini juga bisa berarti kawanan itu berasal dari tempat yang berbeda, datang dari satu kelompok ke kelompok lainnya, atau datang atau dalam perpecahan, seperti unta yang berbaris dalam kelompok di dalam kawanannya. Dikatakan mereka adalah burung kecil berwarna hijau yang berasal dari tepi laut dan memiliki kepala seperti kepala hewan pemangsa.

 

Kedua, Sijjil. Sijjil diartikan sebagai batu yang keras dan padat. Beberapa ahli mengatakan batu-batu ini dari pasir dan tanah liat.

Ketiga Asf Ma'kul. Asf Ma'kul adalah jerami atau daun gandum. Beberapa ulama mengatakan itu juga berarti daun tumbuh-tumbuhan dan menghasilkan bila dimakan oleh ternak dan buang air besar sebagai kotoran.

Dari surat Al Fil dapat diketahui Raja Abrahah yang merupakan penguasa Yaman dengan pasukannya dalam jumlah besar ingin menghancurkan Kabah di Makkah. "Namun karena orang Quraisy saat itu adalah penyembah berhala, Allah tidak ingin Rumah Suci-Nya diselamatkan atau dipertahankan oleh mereka. Jadi Dia mengirim beberapa prajurit-Nya, kawanan burung, untuk mempertahankan Rumah-Nya dan memberontak melawan para penyerang," jelas Al Halawani. 

Halawani menjelaskan dalam surat Al-Fil dimulai dengan "Apakah kamu tidak melihat?" dan ini memang luar biasa. 

Ia menjelaskan Nabi Muhammad baru saja lahir ketika kejadian itu terjadi, dia tidak bisa melihat semua ini. Tetapi Alquran, dengan menggunakan frase ini, dikatakan, meskipun Anda belum melihat kejadian itu dengan mata kepala sendiri, apa yang berhubungan dengan Anda di sini dalam Alquran adalah kebenaran yang sepenuhnya dan tidak lain adalah kebenaran. Percayalah seolah-olah Anda telah melihatnya dengan mata Anda.

"Demikian pula, apa pun yang diberitahukan kepada kita dalam Alquran harus dipercaya seolah-olah kita telah melihatnya dengan mata telanjang dan banyak lagi," katanya.

Al Halawani mengatakan penting juga untuk direnungkan ketika Allah berfirman, "rencana pengkhianatan mereka ". Halawani meyakini  rencana mereka tidak hanya untuk menghancurkan Ka'bah, tetapi juga untuk membunuh setiap bayi yang baru lahir di Makkah karena mereka mengetahui kelahiran Nabi dan ingin menyingkirkannya saat dia masih dalam buaian.

Namun demikian, Allah Yang melindungi keduanya, Rumah Suci-Nya dan juga Rasul-Nya. Sementara burung Ababil (atau, kawanan burung) yang diutus oleh Allah untuk menghancurkan tentara dan pemimpinnya mengerahkan upaya mereka dan melakukan yang terbaik.

Berdasarkan riwayat, setiap burung kecil membawa tiga batu, satu di paruhnya dan dua di dua cakarnya. "Surat Al-Fil menjelaskan Allahlah yang mempertahankan Rumah Suci-Nya dan tidak pernah mengizinkan orang musyrik atau penyembah berhala untuk melindunginya," katanya. 

Namun demikian, al Halawani menjelaskan sejak Nabi Muhammad diutus, perlindungan tempat suci telah dialihkan dari tentara Allah kepada Muslim. Umat ​​Muslim sekarang memiliki kewajiban mengerahkan upaya mereka melindungi kesucian iman dan memastikan simbol-simbolnya tidak pernah dilanggar oleh siapa pun.

 

"Akhirnya, Surah harus dipahami sebagai pengingat bagi kita juga. Karena Allah menjadikan kita Muslim dan memberi kita keamanan , kita harus percaya kepada-Nya dan jangan pernah berpaling kepada-Nya atau cara hidup-Nya, Islam," katanya.

 
Berita Terpopuler