Gubernur Texas Tuding Biden Penyebab Lonjakan Migran

Gubernur Texas menyebut ada krisis di perbatasan AS-Meksiko karena lonjakan migran

EPA-EFE/KEVIN DIETSCH
Presiden AS Joe Biden
Rep: Farah Noersativa Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, AUSTIN -- Gubernur Texas mengecam pemerintahan Biden atas adanya krisis yang berkembang di perbatasan AS-Meksiko yang disebabkan oleh lonjakan kedatangan migran. Pernyataan tersebut muncul dari Greg Abbott pada Selasa (9/3) waktu setempat.

Baca Juga

Menurutnya, dia diberi pengarahan oleh pejabat Patroli Perbatasan AS serta tim keamanan Texas lainnya dan diberi tur udara ke perbatasan. Dalam tur tersebut, dia menyaksikan orang-orang melintasi perbatasan "secara ilegal". 

Mendapati fakta demikian, Abbott menyalahkan Presiden AS Joe Biden karena mengubah kebijakan di perbatasan AS-Meksiko. "Ada krisis di perbatasan Texas sekarang dengan jumlah orang yang sangat banyak yang melintasi perbatasan," kata Abbott dalam konferensi pers yang dilansir laman Aljazirah, Rabu (10/3). 

Dia mengatakan, krisis itu adalah akibat dari kebijakan perbatasan terbuka Presiden Biden. Kebijakan tersebut mengundang imigrasi ilegal dan menciptakan krisis kemanusiaan di Texas sekarang yang menurutnya akan semakin memburuk dari hari ke hari. 

Biden, yang menjabat kurang dari dua bulan lalu, telah membalikkan banyak kebijakan garis keras pendahulunya tentang imigrasi. Kebijakan itu bertolak belakang dengan kebijakan mantan Presiden AS Donald Trump yang sebagian besar menutup perbatasan AS-Meksiko untuk pencari suaka. 

Trump pun membuat program yang disebut Remain in Mexico atau “Tetap di Meksiko”. Program itu memaksa para migran untuk menunggu tanggal pengadilan AS mereka di Meksiko.

Kebijakan Trump itu menuai kecaman luas dari para pembela hak asasi manusia. Mereka berpendapat, mereka melanggar undang-undang suaka AS. Abbott mengatakan penghapusan kebijakan Trump oleh Biden menyebabkan peningkatan jumlah kedatangan.

The New York Times (NYT) melaporkan, otoritas AS diperkirakan akan mengumumkan bahwa hampir 100.000 migran ditangkap di perbatasan pada bulan Februari. Angka itu naik dari 36.687 pada bulan yang sama tahun lalu.

 

 

Anak-anak migran di sepanjang perbatasan berdatangan dalam jumlah yang semakin meningkat. Dalam dua pekan terakhir, jumlah pendatang naik hingga  tiga kali lipat menjadi lebih dari 3.250, menurut dokumen imigrasi yang diperoleh NYT.

Sementara, Gedung Putih telah mengakui masuknya itu berarti banyak anak ditahan di fasilitas Bea Cukai dan Patroli Perbatasan lebih lama dari tiga hari yang diizinkan oleh hukum. Mereka kemudian akan dipindahkan ke tempat penampungan atau akomodasi lain yang dijalankan oleh Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS).

"Ada lebih banyak anak yang menyeberangi perbatasan daripada yang kami miliki fasilitasnya saat ini," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki, Selasa.

Psaki mengetahui bahwa banyak yang mempertanyakan tentang perubahan kebijakan soal imigran. Namun, demikian, menurutnya, ada beberapa alasan mengapa mereka pikir orang-orang datang ke perbatasan. 

“Individu dan keluarga melarikan diri dari tuntutan, melarikan diri dari kekerasan, melarikan diri dari kesulitan ekonomi dan hal-hal lain, wilayah tersebut juga mengalami dua badai pada musim gugur,” katanya.

Dia melanjutkan, semua ini terjadi selama pandemi global yang berdampak pada ekonomi negara lain. Pandemi ini juga menempatkan kesulitan yang tidak semestinya pada rakyatnya seperti yang terjadi di Amerika Serikat. Kepada para calon migran di wilayah tersebut, dia memberikan pesan bahwa saat ini bukan waktunya untuk datang ke AS.

 
Berita Terpopuler