5 Dampak Stres dan Cara Mengatasinya

Stres sering kali berkorelasi dengan kondisi fisik seseorang.

Pixnio
Stres sering kali berkorelasi dengan kondisi fisik seseorang.
Rep: Santi Sopia Red: Nora Azizah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Stres dari pikiran sering kali berkorelasi dengan kondisi fisik seseorang. Gejala fisik dari stres itu sendiri dapat bervariasi mulai dari gangguan pencernaan hingga kerontokan rambut.

Ahli pengobatan integratif dan penulis Anxiety 101, Eudene Harry, M.D., menjelaskan tanda-tanda fisik dari stres yang harus diwaspadai. Dia sekaligus memberikan rekomendasi terkait langkah apa yang sebaiknya dilakukan, dilansir Mind Body Green, Selasa (9/3).

Masalah usus
Salah satu area paling umum terjadinya stres adalah di usus. Melalui koneksi usus-otak, mikroba di usus dapat memengaruhi suasana hati dan sebaliknya. Usus dapat menandakan tekanan yang disebabkan stres melalui gejala seperti kembung, mual, dan buang air besar tidak teratur (termasuk diare).

Baca Juga

Sakit atau Nyeri
Mulai dari sakit rahang hingga sakit kepala, dapat dipengaruhi oleh stres. "Sakit kepala karena tegang itu masalah yang besar," kata Harry. Saat mengatupkan rahang ketika stres, bisa membuat sakit kepala semakin parah, bersamaan dengan mengganggu rahang.

Kebiasaan cemas
Beberapa orang mungkin tidak terlalu merasakan gejala fisik, tetapi menyadari bahwa mereka menyalurkan stres dan kecemasan ke dalam semacam kebiasaan gugup. Hal itu seperti menggigit kuku, mencabut bulu mata, dan mencabut rambut.

Sulit tidur
Stres mengganggu tidur dengan berbagai cara. Ketika orang stres, pikiran akan berpacu, tubuh tidak bisa rileks, tekanan darah mungkin meningkat, dan susah menenangkan diri. Kondisi ini tentu saja dapar mengganggu kualitas tidur ataupun membuat kesulitan beristirahat dengan tenang.

Eksaserbasi kondisi lain
Jika mengalami sakit kronis, seperti kondisi kulit, atau kondisi autoimun, stres dapat memperburuknya. Stres bisa memicu ruam atau gatal-gatal.

Cara mengatasinya
Hal pertama yang penting untuk difokuskan adalah mengidentifikasi kapan benar-benar merasa mengalami stres. Ketika mulai sakit kepala atau perut, misalnya, maka perlu mulai bertanya pada diri sendiri, apakah ini karena stres?

Setelah mengidentifikasinya, coba gunakan kekuatan pernapasan perut dalam untuk membantu memandu tubuh kepada keadaan yang lebih rileks. Cobalah temukan aktivitas dan praktik yang membantu agar mengurangi tekanan. Harry merekomendasikan hal-hal sederhana seperti berjalan-jalan, menikmati alam, menyeruput teh yang menenangkan, atau menggunakan minyak esensial yang menenangkan.

Jika ragu, sangat penting untuk memiliki sistem pendukung, seperti halnya saudara, teman. Saat bisa berbagi pengalaman, stres itu bisa menjadi berkurang. Terakhir, bisa mencoba suplemen sebagai penunjang suasana hati.

 
Berita Terpopuler