Unggahan Anti-Semit, Tokoh Muslim Turki Jerman Mundur

Tokoh Muslim Turki di Jerman mundur dari jabatannya usai unggah anti-Semit

AP Photo/Markus Schreiber
Tokoh Muslim Turki di Jerman mundur dari jabatannya usai unggah anti-Semit. Bendera Turki dan Jerman.
Rep: Ratna Ajeng Tejomukti Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN – Kepala asosiasi Muslim Turki di Jerman mengundurkan diri dari posisinya setelah unggahannya di media sosial tentang anti-Semit diekspos kelompok sayap kiri, Kamis(4/3).

Baca Juga

 

Mustafa Keskin, Ketua Cabang DITIB, sebuah kelompok agama Turki yang berada di Kota Gottingen mengajukan pengunduran dirinya setelah postingannya di berbagai platform media sosial diungkapkan Die Falken (The Falcons), sebuah organisasi pemuda sosialis.

 

"Ngeri mengetahui bahwa Mustafa Keskin, ketua komunitas Islam Turki Gottingen, menyebarkan pesan kebencian anti-Semit dan mitos konspirasi di WhatsApp dan Facebook, menghasut untuk melawan Kurdi dan Armenia, dan secara positif merujuk pada gerakan Islam seperti Ikhwanul Muslimin," komentar kelompok sayap kiri dalam postingan  di situs webnya yang berjudul "Melawan Semua Antisemitisme". 

 

Kelompok tersebut mencatat bahwa profil WhatsApp Keskin saat ini menampilkan gambar yang menggambarkan Donald Trump dan Joe Biden sebagai boneka lama dan baru, masing-masing, dari bankir investasi dan dalam gambar juga terdapat dalang Jacob Rothschild. 

 

”Keluarga Rothschild telah lama berfungsi dalam mitos konspirasi anti-Semit dan pandangan dunia sebagai kata sandi untuk orang Yahudi, yang mendominasi pemerintah dan dunia melalui pasar keuangan,” kelompok itu menjelaskan. 

 

Halaman Facebook Keskin, sementara itu, telah menampilkan kiriman dan gambar anti-Semit dan anti-Israel sejak 2013. 

 

“Dalam satu postingan pribadi, misalnya, tentara Israel disebut sebagai anjing Yahudi, sementara gambar dan postingan lainnya menunjukkan bahwa orang Yahudi dan Israel secara khusus akan membunuh anak-anak. Selain itu, Keskin berulang kali menggunakan tanda pengenal Ikhwanul Muslimin. Keskin juga membuat komentar yang menghina orang Armenia dan Kurdi," jelas kelompok tersebut. 

Kelompok tersebut berpendapat...

 

 

Kelompok tersebut berpendapat bahwa materi antisemit dan xenofobia yang diunggah Keskin mencerminkan simpatinya terhadap ultranasionalisme Turki dan Islamisme politik. 

“Penyebaran pesan kebencian antisemit dan teori konspirasi oleh pemimpin komunitas di Gottingen tidak bisa dan tidak boleh begitu saja diterima,” tegas Die Falken. 

Keskin membantah keras tuduhan antisemitisme dan berjanji akan mengambil tindakan hukum terhadap kelompok sayap kiri tersebut. 

Menurut penyiar NDR, Keskin mengatakan bahwa postingannya hanya dimaksudkan sebagai kritik terhadap pemerintah Israel. Dia menekankan bahwa dia adalah seorang pemimpin lintas agama yang telah berpartisipasi dalam acara "Meja Bundar Agama Ibrahim" dengan rekan-rekan Yahudi dan Kristen di masa lalu. 

DITIB, organisasi Keskin, tetap menjaga jarak dari mantan ketuanya itu di Gottingen. “Tidak ada unggahan dan pendapat ketua yang dapat ditoleransi fungsionaris DITIB,” Zekeriya Altug, perwakilan dari DITIP pusat. 

Diyanet Isleri Turk İslam Birligi" (Persatuan Institut Agama Islam Turki), DITIB adalah organisasi payung Islam terbesar di Jerman, yang terdiri lebih dari 900 masjid. Berbasis di Cologne, tujuan yang dinyatakan adalah untuk membantu Muslim dalam mengamalkan keyakinan mereka bersama dengan integrasi mereka ke dalam masyarakat yang lebih luas. 

Namun, menurut laporan yang dikumpulkan Die Falken, pejabat DITIB lainnya telah menyebarkan pesan anti-Semit serupa di media sosial. 

"Para pejabat ini tidak mengalami tentangan dari dalam asosiasi mereka sendiri. Oleh karena itu, penilaian kami adalah bahwa antisemitisme dan posisi sayap kanan lainnya dapat diterima DITIB," ujar kelompok sayap kiri. 

Die Falken memulai penyelidikannya ke DITIB setelah sayap pemuda yang terakhir mengajukan keanggotaan di Federasi Pemuda Lower Saxony, sebuah badan regional. 

“Kami menghadapi lingkungan di mana posisi sayap kanan dan antisemit 'cukup normal. Karena itu kami akan mendesak asosiasi negara bagian kami untuk berbicara menentang pengakuan pemuda DITIB, dan juga untuk menginformasikan asosiasi lain tentang masalah ini," ujar dia.

 

Sumber: algemeiner

 
Berita Terpopuler