Gaphura Sebut Kesehatan Harus Jadi Isu Utama Mudzakarah Haji

Prokes, biaya, dan kuota mesti jadi pembahasan Kemenag.

EPA-EFE/SAUDI MINISTRY OF MEDIA HANDOUT
Gaphura Sebut Kesehatan Harus Jadi Isu Utama Mudzakarah Haji. Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh Kementerian Media Saudi menunjukkan para jamaah haji berdoa selama Tawaf Al-Ifadah selama ritual simbolis
Rep: Ali Yusuf Red: Ani Nursalikah

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Pembina Gabungan Pengusaha Haji Umrah Nusantara (Gaphura) Muharom Ahmad mengatakan pada masa pandemi Covid-19 aspek kesehatan harus menjadi yang paling diutamakan dibahas dalam mudzakarah haji di Kementerian Agama. Masalah-masalah yang harus dibahas dimulai dari kondisi pelaksanaan, persiapan jamaah, perjalanan antarnegara, hotel, dan perjalanan darat.

Baca Juga

 

"Serta yang paling utama saat pelaksanaan ibadah di Masjidil Haram, Masjid Nabawi serta paling pokok di Arafah dan Mina," kata Muharom Ahmad saat dihubungi, Rabu (3/3).

 

Muharom Ahmad yang juga Direktur Yassinta Travrel mengatakan, ekses dari prokes akan meningkatkan biaya, dan porsi terbesar dari penyelenggaraan haji dan umroh. Menjadi suatu hal yang realistis biaya akan meningkat pada penanganan kesehatan.

 

"Mulai dari persiapan keberangkatan, pelaksanaan hingga ketibaan di Tanah Air," ujarnya.

 

Hal lain yang perlu dibahas adalah tentang porsi berbasis prokes yang diperkirakan Saudi hanya akan menyelenggarakan sekitar 20 sampai dengan 30 persen dari kuota dunia, yang jumlah jamaahnya sekitar 50 ribu hingga 70 ribu. Indonesia rata-rata 11 persen sampai dengan 12 persen dari total kuota yang disediakan Saudi.

 

 

"Sehingga jumlahnya diperkirakan tidak lebih dari 10 ribu kuota," katanya.

Atas kondisi ini kata Muharom, tentu menjadi krusial bagaimana memilah dan memilih jamaah yang bisa berangkat. Masalah yang menonjol seperti prokes, biaya, dan kuota yang mesti jadi pembahasan Kemenag.

"Tiga hal itu yang perlu dianalisis lebih jauh dalam mudzakarah haji," katanya.

Muharom menambahkan, akan ada peningkatan biaya terkait dengan akomodasi. Karena biaya penyelenggaraan haji tentunya akan berbeda dengan penyelenggaraan haji sebelumnya tanpa bayang-bayang virus Covid-19.

"Kemungkinan program dan akomodasi ditetapkan oleh pihak Saudi, jika hal ini terjadi kita pada posisi menerima paket haji yang disiapkan Arab Saudi," katanya.

 
Berita Terpopuler