Puluhan Warga Positif Covid-19 Usai Bekunjung ke Pamijahan

Pemkab meminta setiap tempat yang berpotensi kerumunan harus terapkan prokes.

Republika/Alkhaledi Kurnialam
Ilustrasi ziarah. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya tak menyangka adanya puluhan warga Kabupaten Bandung Barat terkonfirmasi positif usai melakukan wisata ziarah ke Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya.
Rep: Bayu Adji P Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya tak menyangka adanya puluhan warga Kabupaten Bandung Barat terkonfirmasi positif usai melakukan wisata ziarah ke Pamijahan, Kabupaten Tasikmalaya. Akibatnya, kampung tempat puluhan warga itu tinggal dikarantina.

"Kita prihatin sekaligus kaget," kata Wakil Bupati Tasikmalaya, Deni Sagara, saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (3/3).

Kendati demikian, ia menyebutkan, penularan Covid-19 kepada puluhan warga Kabupaten Bandung Barat itu tak bisa dipastikan terjadi di destinasi wisata religi Paminahan, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya. Menurut dia, ada kemungkinan virus itu dibawa oleh warga tersebut dari tempat asalnya, dan menyebar di dalam bus yang membawa rombongan itu.

Deni mengatakan, penyebaran Covid-19 saat ini sudah tak bisa lagi diprediksi. Sebab, sudah banyak terjadi transmisi lokal di berbagai daerah. 

"Jadi banyak kemungkinan. Bisa virusnya dari Bandung, tertular di bus," ujar dia.

Deni mengaku sempat mendatangi destinasi wisata religi di Pamijahan beberapa waktu lalu. Menurut dia, penerapan protokol kesehatan (prokes) di lokasi itu sudah maksimal. Pengunjung yang datang dibatasi, harus memakai masker, dan menjaga jarak.

Ia menambahkan, penerapan prokes bukan hanya dilakukan di destinasi wisata di Kabupaten Tasikmalaya. Ia menegaskan, penerapan prokes juga dilakukan di setiap tempat publik yang berpotensi menimbulkan kerumunan orang.

Namun, dengan adanya kasus wisatawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 usai berkunjung ke Pamijahan, Pemkab Tasikmalaya akan mempertimbangan membuat regulasi baru terkait aktivitas wisata. Salah satu yang dipertimbangkan adalah mengharuskan wisatawan yang datang membawa surat hasil uji cepat (rapid test) Covid-19.

"Kita mungkin akan pertimbangkan masuk Tasikmalaya harus membawa surat rapid test. Jadi, kegiatan bisa tetap berjalan, tapi tak ada efek kepada masyarakat setempat," kata dia.

 

Deni mengatakan, hingga saat ini kegiatan destinasi wisata religi di Pamijahan masih tetap berjalan. Namun, ia juga sedang mendalami kasus puluhan wisatawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 tersebut. 

"Kita juga pelajari kasus itu termasuk di tempat lainnya. Saya kira, asal prokes dijalankan, penyebaran Covid-19 bisa dimininalisir. Karena Covid-19 itu memang ada," ujar dia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan, puluhan wisatawan yang terkonfirmasi positif Covid-19 itu tidak bisa dipastikan tertular di Pamijahan. Menurut dia, bisa jadi kasus itu merupakan transmisi lokal yang terjadi sebelum mereka berkunjung ke Tasikmalaya.

"Bisa saja virusnya memang dari Bandung, di jalan, turun dari restoran. Gak bisa dipastikan menular di Pamijahan," kata dia.

Meski begitu, Atang menilai, harus dilakukan pengetatan di destinasi wisata di Kabupaten Tasikmalaya. Sebab, destinasi wisata pasti akan menimbulkan kerumunan orang.

Sementara itu, Camat Bantarkalong, Dodo Ilyas menilai, dalam beberapa waktu ke belakang tak ada rombongan dalam jumlah besar dari Kabupaten Bandung Barat yang berkunjung ke wisata religi di Pamijahan. Menurut dia, jika ada rombongan besar datang pasti akan terdata dalam laporan.

 

Ia juga menolak jika Pamijahan dijadikan penyebab puluhan warga Kabupaten Bandung Barat itu positif Covid-19. Sebab, menurut dia, dalam beberawa bulan ke belakang tak ada kasus Covid-19 yang aktif di Pamijahan.

 
Berita Terpopuler