Mantan Pejabat Israel Dukung AS Gabung Kesepakatan Nuklir

Mantan pejabat Israel berkirim surat kepada PM Benjamin Netanyahu

AP/Reuven Castro/Walla Pool
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu
Rep: Fergi Nadira Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Lebih dari 20 mantan pejabat senior militer dan intelijen Israel menyuarakan dukungan kembalinya Amerika Serikat (AS) ke kesepakatan nuklir Iran. Hal itu tertuang dalam surat yang dikirim ke Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanannya Benny Gantz.

Baca Juga

Surat tersebut tertulis termasuk dari mantan wakil Kepala Staf tentara Israel Matan Vilnai, mantan Kepala Mossad Tamir Pardo, mantan Jenderal Angkatan Darat Israel Nitzan Alon, mantan Penasihat Keamanan Nasional Uzi Arad dan banyak lagi. "Kami menyambut baik inisiatif Amerika untuk membawa Iran ke dalam kepatuhan dengan kesepakatan nuklir, asalkan juga mengharuskan Iran untuk sepenuhnya mematuhi kewajibannya di bawah resolusi Dewan Keamanan PBB 2231 tentang pengembangan rudal dan perjanjian inspeksi IAEA," kata mereka dalam surat bersama seperti dilansir laman Middle East Monitor, Kamis (25/2).

Mereka menyerukan perjanjian jangka panjang baru yang akan mengatasi celah dan kelemahan yang ditemukan dalam kesepakatan sebelumnya. Sementara itu, Times of Israel melaporkan pejabat dan pakar keamanan Omer Barlev dan Yair Golan mengatakan bahwa kesepakatan dengan Iran itu baik untuk Israel, bahkan jika semua orang menolak untuk mengatakannya. Harian Israel menggambarkan mereka sebagai dua ahli keamanan top dalam politik.

 

Israel telah lama menjadi kritikus vokal terhadap kesepakatan Nuklir Iran 2015 dengan kekuatan dunia. Israel memperingatkan ancaman nyata yang ditimbulkan Iran ke wilayah tersebut.

Mantan Presiden AS Donald Trump secara sepihak menarik Washington dari kesepakatan pada 2018 dan melanjutkan untuk menjatuhkan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Republik Islam, langkah-langkah yang telah dicabut berdasarkan ketentuan perjanjian.

Namun demikian, Perusahaan Penyiaran Publik Israel (IPBC) pada Selasa mengatakan, bahwa Israel akan mengambil sikap keras menentang rencana Presiden AS Joe Biden untuk melanjutkan kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran. Menurut IPBC, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Senin mengadakan pertemuan konsultatif untuk membahas apakah Israel harus mendukung atau menolak rencana AS soal perjanjian nuklir dengan Iran.

 
Berita Terpopuler