Jawaban Allah pada Mereka yang tak Percaya Hari Kebangkitan

Para pengingkar Hari Kebangkitan meragukan kuasa Allah dan ilmu-Nya.

Pixabay
Jawaban Allah pada Mereka yang tak Percaya Hari Kebangkitan.
Rep: Meiliza Laveda Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat zaman Rasulullah, kaum musyrik Makkah memang mengakui adanya wujud Tuhan. Namun, mereka menolak percaya tentang Hari Kebangkitan.

Baca Juga

Hal tersebut tercantum dalam surat al-Isra’ ayat 49-51:

وَقَالُوْٓا ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا وَّرُفَاتًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ خَلْقًا جَدِيْدًا

قُلْ كُوْنُوْا حِجَارَةً اَوْ حَدِيْدًاۙ

اَوْ خَلْقًا مِّمَّا يَكْبُرُ فِيْ صُدُوْرِكُمْ ۚفَسَيَقُوْلُوْنَ مَنْ يُّعِيْدُنَاۗ قُلِ الَّذِيْ فَطَرَكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍۗ فَسَيُنْغِضُوْنَ اِلَيْكَ رُءُوْسَهُمْ وَيَقُوْلُوْنَ مَتٰى هُوَۗ قُلْ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنَ قَرِيْبًا

wa qālū a iżā kunnā ‘iẓāmaw wa rufātan a innā lamab’ụṡụna khalqan jadīdā. qul kụnụ ḥijāratan au ḥadīdā. au khalqam mimmā yakburu fī ṣudụrikum, fa sayaqụlụna may yu’īdunā, qulillażī faṭarakum awwala marrah, fa sayun-giḍụna ilaika ru`ụsahum wa yaqụlụna matā huw, qul ‘asā ay yakụna qarībā.

“Dan mereka berkata, “Apabila kami telah menjadi tulang-belulang dan benda-benda yang hancur, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru? Katakanlah (Muhammad), “Jadilah kamu batu atau besi, atau menjadi makhluk yang besar (yang tidak mungkin hidup kembali) menurut pikiranmu.” Maka mereka akan bertanya, “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah, “Yang telah menciptakan kamu pertama kali.” Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya kepadamu dan berkata, “Kapan (Kiamat) itu (akan terjadi)?” Katakanlah, “Barang kali waktunya sudah dekat,”

Prof Quraish Shihab dalam bukunya Kematian Adalah Nikmat menjelaskan, tanggapan kaum musyrik Makkah dengan mengangguk-agukkan kepala sebagai tanda heran atau ejekan.

 

Mereka juga bertanya kepada Nabi kapan hari itu akan terjadi. Lalu Nabi menjawab, dia tidak mengetahuinya dan bisa jadi sudah dekat waktunya.

Dari ayat di atas jelas terlihat para pengingkar Hari Kebangkitan meragukan kuasa Allah dan ilmu-Nya menyangkut pembangkitan tulang belulang yang telah bercampur dengan tanah atau telah menjadi mangsa hewan.

Allah juga berfirman dalam surat Saba’ ayat 3-5:

وَقَالَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَا تَأْتِيْنَا السَّاعَةُ ۗقُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ لَتَأْتِيَنَّكُمْۙ عٰلِمِ الْغَيْبِۙ لَا يَعْزُبُ عَنْهُ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ فِى السَّمٰوٰتِ وَلَا فِى الْاَرْضِ وَلَآ اَصْغَرُ مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْبَرُ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مُّبِيْنٍۙ

لِّيَجْزِيَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِۗ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ مَّغْفِرَةٌ وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌ

وَالَّذِيْنَ سَعَوْ فِيْٓ اٰيٰتِنَا مُعٰجِزِيْنَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عَذَابٌ مِّنْ رِّجْزٍ اَلِيْمٌ

Wa qālallażīna kafarụ lā ta`tīnas-sā’ah, qul balā wa rabbī lata`tiyannakum ‘ālimil-gaibi lā ya’zubu ‘an-hu miṡqālu żarratin fis-samāwāti wa lā fil-arḍi wa lā aṣgaru min żālika wa lā akbaru illā fī kitābim mubīn. Liyajziyallażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāt, ulā`ika lahum magfiratuw wa rizqung karīm. Wallażīna sa’au fī āyātinā mu’ājizīna ulā`ika lahum ‘ażābum mir rijzin alīm.

“Dan orang-orang yang kafir berkata, “Hari Kiamat itu tidak akan datang kepada kami.” Katakanlah, “Pasti datang, demi Tuhanku yang mengetahui yang gaib, Kiamat itu pasti akan datang kepadamu. Tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya sekalipun seberat zarrah baik yang di langit maupun yang di bumi, yang lebih kecil dari itu atau yang lebih besar, semuanya (tertulis) dalam Kitab yang jelas (Lauh Mahfuzh), agar Dia (Allah) memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga). Dan orang-orang yang berusaha untuk (menentang) ayat-ayat Kami dengan anggapan mereka dapat melemahkan (menggagalkan azab Kami), mereka itu akan memperoleh azab, yaitu azab yang sangat pedih.”

Ayat tersebut menggambarkan manusia di bumi beragam jenisnya, ada yang baik dan buruk. Yang baik dan buruk pun bertingkat-tingkat. Kenyataannya, tidak semua telah mendapat ganjaran dan balasan amal perbuatannya. Bahkan banyak mereka yang baik malah mengalami kesulitan dalam hidupnya dan banyak pula mereka yang durhaka hidup tenang dan senang.

Oleh karena itu, perlu ada hari tertentu yang semua orang akan mendapat ganjaran yang setimpal dari amal perbuatannya. Mereka yang berbuat baik akan mendapat ampunan dan rezeki ilahi. Mereka yang durhaka akan memperoleh siksaan api neraka.

 
Berita Terpopuler