India Wajibkan Tes Covid-19 Bagi Pendatang dari Tiga Negara

India mengantisipasi varian Covid-19 yang lebih menular

AP Photo/Rajanish Kakade
Seorang petugas kesehatan mengambil sampel usap seorang komuter untuk menguji COVID-19 di sebuah stasiun kereta di Mumbai, India, Kamis, 11 Februari 2021.
Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- India akan mewajibkan tes molekuler Covid-19 bagi orang-orang yang datang secara langsung atau tidak langsung dari Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil dalam upaya untuk menahan penyebaran varian virus yang lebih menular yang ditemukan di negara-negara tersebut.

Baca Juga

India, yang telah melaporkan jumlah tertinggi dari keseluruhan kasus Covid-19 setelah Amerika Serikat, mendeteksi varian Afrika Selatan pada empat orang bulan lalu dan varian Brasil dalam satu orang bulan ini. Pemerintah mengatakan, varian Afrika Selatan dan Brasil dapat lebih mudah menginfeksi paru-paru seseorang daripada mutasi Inggris. India sejauh ini melaporkan 187 kasus infeksi dengan varian Inggris.

Pemerintah pada Rabu (17/2) malam mengatakan, mulai pekan depan maskapai penerbangan akan diminta memisahkan pelancong yang masuk dari negara-negara tersebut. India tidak memiliki penerbangan langsung dengan Brasil dan Afrika Selatan, dan kebanyakan orang yang bepergian dari negara-negara ini umumnya transit melalui bandara Timur Tengah.

"Semua pelancong yang tiba dari / transit melalui penerbangan yang berasal dari Inggris, Eropa atau Timur Tengah wajib menjalani tes molekuler konfirmasi bayar sendiri pada saat kedatangan," kata Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Keluarga India dalam sebuah pernyataan.

 

Semua penumpang pesawat juga harus membawa laporan negatif mutakhir Covid-19 sebelum naik ke penerbangan apa pun ke India kecuali dalam keadaan luar biasa seperti kematian dalam satu keluarga. India sejauh ini melaporkan sekitar 11 juta kasus virus corona dan lebih dari 155 ribu kematian. Kasus telah menurun tajam sejak puncak pertengahan September hampir 100 ribu per hari.

Sebuah survei serologi pemerintah yang dirilis bulan ini, bagaimanapun, mengatakan hampir 300 juta dari 1,35 miliar orang India mungkin telah terinfeksi oleh virus tersebut. Negara itu juga telah memberikan 9,2 juta dosis vaksin sejak memulai kampanyenya pada 16 Januari.

 
Berita Terpopuler