Mengenang Mahaguru Ilmu Komunikasi, Jalaluddin Rakhmat

Kang Jalal memberi sumbangsih terhadap riset komunikasi, pendalaman teori komunikasi.

Tokoh Syiah Indonesia, Jalaluddin Rakhmat
Red: Karta Raharja Ucu

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: ME Fuady, Dosen Fikom Unisba

Rasanya tak ada yang tak mengenal sosok Jalaluddin Rakhmat, dosen Fikom UNPAD yang paparannya di kelas selalu memukau mahasiswa, penjelasannya selalu menghipnotis para peserta atau jamaah pengajiannya. Dalam forum seminar, kehadirannya selalu dinanti publik. Kata-katanya mengalir dan menyihir para pendengar. Cara bertuturnya ditiru oleh para pengagum yang kebanyakan adalah mahasiswa komunikasi.

Salah seorang kolega yang dulu mengenyam jenjang pendidikan strata satu di UNPAD pernah menceritakan pengalamannya. "Bila terjadi perdebatan di kelas antar mahasiswa atau dengan dosen, biasanya mahasiswa mengutip nama Pak Jalal untuk menguatkan argumentasinya. Bila nama beliau disebutkan perdebatan tidak dilanjutkan," kata O Hasbiansyah mantan dekan Fikom Unisba. Ia sering mengilustrasikan kisah itu sebagai contoh kongkret dari Metode Otoritas di mata kuliah Metode Penelitian.

Jalaluddin Rakhmat yang akrab disebut Kang Jalal ini dikenal sebagai sosok penulis handal. Buku yang ditulis Kang Jalal selalu menjadi best seller.

Bagi mahasiswa komunikasi atau pengagum beliau, tulisannya selalu mencerahkan. Buku referensi kuliah seperti Psikologi Komunikasi, Retorika Modern, Metode Penelitian Komunikasi, menjadi bacaan wajib mahasiswa. Tanpa diwajibkan pun, karena dahaga ilmu, mahasiswa dengan suka hati membaca halaman demi halaman tulisan beliau.

Buku tulisan populer lainnya, juga diminati pembaca, terutama kalangan mahasiswa. Mereka menyukai tulisan Kang Jalal yang sangat esoterik dan sufistik. Sebagian adalah artikel atau opini di media massa, seperti Islam Aktual dan Reformasi Sufistik. Sebagian lainnya tulisan yang merupakan paparan beliau dalam ceramah atau kuliah umum tematik yang diselenggarakan satu pekan setiap ba'da Ashar, setiap tahun di awal Ramadan.

Pernah beliau terpaksa menyembunyikan identitasnya dalam kolom tetap di halaman akhir majalah Ummat pada dekade 90-an. Ia menggunakan identitas Fikri Yathir untuk kelangsungan hidup majalah tersebut. Kritis terhadap penguasa saat itu adalah tindakan orang gila alias Fikri Yathir.

Nama penulis yang sudah populer tentu akan membuat media itu dalam bidikan kekuasaan. Setelah Orde Baru tumbang, Kang Jalal baru dapat menceritakan kisah itu.

Tulisan beliau memang renyah, enak untuk dibaca dan tentunya inspiratif. Teknik bercerita yang mengawali tulisan selalu menarik untuk membaca lebih jauh gagasan-gagasan dan pemikirannya.

Gaya tulisannya selalu menyeret pembaca untuk menuntaskan bacaannya hingga halaman terakhir. Buku Meraih Cinta Ilahi, Meraih Kebahagiaan, Rindu Rasul, Dahulukan Akhlak di Atas Fikih, Psikologi Agama, menjadi santapan ruhaniah, para peminat bidang agama.

Kang Jalal dikenal memiliki hubungan baik dengan tokoh Islam nasional beberapa dekade silam, Cak Nur, Gus Dur, dan juga Amien Rais. Hubungan Kang Jalal dengan Gus Dur sudah jelas sangat hangat, apalagi Gus Dur selalu menolak kekerasan pada kelompok manapun dan mengedepankan ruang dialog.

Cak Nur semasa hidupnya kerap mengundang Pak Jalal dalam Pengajian Bulanan Paramadina. Kehadiran Kang Jalal tentu saja tidak berarti Cak Nur sepenuhnya sejalan dengan pemikirannya. Berbeda pendapat di kalangan cendikiawan, para tokoh pemikir, itu lumrah.

Pada 1998-1999, Kang Jalal kerap tampil menjadi "pembela" Amien Rais dan hadir dalam beberapa diskusi yang melibatkan pendiri Partai Amanat Nasional itu. "Kita harus bantu sahabat kita, Mas Amien Rais," tutur KH Mukhtar Adam, pimpinan PP Babussalam pada Kang Jalal.

Ia mengamati, Amien Rais yang terjun ke politik memang membutuhkan sokongan para koleganya. Kang Jalal saat itu mengatakan, "Pak Amien Rais adalah orang baik. Ia jujur. Dalam politik, orang jujur seringkali tidak beruntung. Oleh karena itulah kita harus membantu."

Kang Jalal memprediksi upaya Amien Rais running for power tak akan berjalan mulus. Terbukti, ia gagal beberapa kali dalam pilpres.

Tampilnya Kang Jalal di gelanggang politik, sebagai anggota legislatif dari PDIP juga merupakan pilihan rasional baginya. Dalam kalkulasi politik, amat musykil beliau maju ke pentas politik melalui partai Islam atau partai nasionalis religius. Satu-satunya partai yang memungkinkan ia untuk menjaga keberlangsungan jamaahnya dan mengartikulasikan gagasan-gagasannya adalah sebuah partai nasionalis sekuler seperti PDIP.

Manusia adalah makhluk rasional. Ia akan menghitung pengorbanan dan penghargaan dari sebuah situasi tertentu. William G. Flanagan menegaskan perilaku politik masyarakat perkotaan selalu bercirikan rational choice.

Mengamati perjalanan panjang Kang Jalal, meski ia adalah kelompok elite pemikir dan politik, bertransformasi menjadi politisi bukanlah untuk kepentingan dirinya. Ia "mengorbankan diri" bagi kelangsungan hidup dan aktivitas jamaah atau kelompoknya.

Jalaluddin Rakhmat, mahaguru komunikasi itu kini telah pergi. Ia adalah role model bagi insan komunikasi dalam praktek komunikasi. Jasanya dalam perkembangan Ilmu Komunikasi sangat besar.

Ia memberikan sumbangsih terhadap riset komunikasi, pendalaman teori-teori komunikasi, juga aktivitas komunikasi secara aplikatif bagi insan komunikasi manapun. Selamat jalan, Kang Jalal. Insan Komunikasi di pelosok tanah air turut berduka. Semoga  lahir kembali cendikiawan-cendikiawan lain yang piawai mengartikulasikan gagasannya seperti Kang Jalal.

 
Berita Terpopuler