Cara Nabi Muhammad SAW Atasi Marah Terbukti Secara Ilmiah 

Cara Nabi Muhammad SAW atasi marah dibuktikan bermanfaat secara ilmiah

Republika/Musiron
Cara Nabi Muhammad SAW atasi marah dibuktikan bermanfaat secara ilmiah. Ilustrasi marah
Rep: Umar Mukhtar Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Allah SWT memasang banyak naluri dan perasaan dalam diri manusia. Naluri dan perasaan ini dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekitarnya dan berinteraksi dengan apa yang dilihat dan didengar dari orang lain. Sehingga menyebabkan tertawa, menangis, bersukacita, berduka, dan marah.

Baca Juga

Rasulullah SAW melarang umatnya menuruti amarah, karena bisa menyeret seseorang ke hal-hal yang konsekuensinya tidak terpuji. Dalam hadits riwayat Bukhari pun Rasulullah SAW menyampaikan kepada seorang sahabat agar tidak marah. Larangan ini bahkan diulangi Nabi SAW sampai tiga kali.

Di antara cara dan solusi yang digunakan seseorang untuk mengurangi intensitas amarah dan menghindari kecerobohannya, adalah diam. Cara lainnya adalah dengan berwudhu. Dari Atiyah al-Saadi, Nabi SAW bersabda: 

إن الغضب من الشيطان ، وإن الشيطان خلق من النار ، وإنما تُطْفأ النار بالماء ، فإذا غضب أحدكم فليتوضأ "Amarah dari setan, dan setan diciptakan dari api, tetapi apinya dipadamkan dengan air, maka jika salah satu dari kalian marah, biarkan dia berwudhu." (HR Abu Dawud)

Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan cara mengatasi amarah yaitu dengan mengubah posisi saat seseorang marah, dari berdiri menjadi duduk atau berbaring. Dan, pengobatan modern pun mengakui ajaran Nabi SAW soal cara mengatasi amarah.

Pengobatan modern telah mengungkapkan bahwa... 

 

 

Pengobatan modern telah mengungkapkan bahwa ada banyak dampak akibat dari kemarahan dalam tubuh manusia. Kelenjar adrenal, yang terletak di atas ginjal, mengeluarkan dua jenis hormon.

Hormon ini untuk merespons terhadap semua jenis emosi atau stres, seperti ketakutan atau kemarahan. Dua perasaan mungkin juga disebabkan karena kekurangan gula.

Kedua hormon tersebut lalu disekresikan bersama. Sekresi hormon ini memengaruhi detak jantung, sehingga terpacu dengan cepat sehingga otot jantung berkontraksi dan  konsumsi oksigennya menjadi meningkat.

Perasaan amarah atau hal lain seperti rasa senang, meningkatkan kadar kedua hormon tersebut dalam darah. Ini pula yang meningkatkan detak jantung dan meningkatkan tekanan darah. Karena itu, dokter menyarankan pasiennya yang menderita tekanan darah tinggi atau penyempitan pembuluh darah, untuk menghindari perasaan marah dan menjauhi penyebabnya.

Sedangkan untuk penderita diabetes, juga diminta menghindari perasaan marah agar kadar gula darahnya tidak naik. Secara ilmiah, seperti yang dinyatakan dalam buku medis Harrison, bahwa jumlah hormon adrenalin dalam darah meningkat dua hingga tiga kali lipat saat berdiri dalam posisi diam selama lima menit. Karena itu, adrenalinnya juga meningkat sedikit dalam kondisi berdiri.

Ketika psikologi seseorang mengalami stres, maka menyebabkan peningkatan tingkat adrenalin. Dalam kondisi berdiri, jumlah adrenalin berlipat ganda. Maka bayangkan, jika kondisi berdiri ini digabung dengan perasaan marah. Karena itulah, Nabi SAW mengajarkan agar segera duduk atau berbaring saat berada dalam perasaan marah.

 

Sumber: islamweb  

 
Berita Terpopuler