Kendalikan DBD, Sleman Mulai Gunakan Wolbachia

Wolbachia terbukti mampu menurunkan sampai 77 persen kasus DBD.

Republika/Wahyu Suryana
Bupati Sleman, Sri Purnomo.
Rep: Wahyu Suryana Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pemkab Sleman meluncurkan program baru pengendalian Demam Berdarah Dengue (DBD). Menggandeng Yayasan Tahija dan World Mosquito Program, Pemkab Sleman luncurkan Wolbachia Nyamuk Aman Cegah DBD Sleman atau 'Si Wolly Nyaman'.

Peluncuran program tersebut dilakukan secara simbolis oleh Bupati Sleman Sri Purnomo yang ditandai dengan penyerahan bibit nyamuk yang telah diberikan bakteri Wolbachia. Penyerahan bibit itu diterima Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo.

Joko mengatakan, peluncuran program tersebut merupakan salah satu usaha yang dilakukan dalam mengendalikan jumlah DBD di Sleman. Ini menambah upaya-upaya yang sudah dilakukan seperti membentuk kelompok kerja operasional (pokjanal).

Terkait kasus DBD di Sleman, Joko mengungkapkan, ada kenaikan jumlah kasus DBD pada 2020. Terdapat sebanyak 810 kasus yang ditemukan di Sleman sepanjang 2020, mengalami kenaikan cukup signifikan dibandingkan pada 2019 yaitu sejumlah 728.

"Karenanya, penerapan nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia sangat dibutuhkan. Sebab, secara ilmiah penerapan program tersebut telah menunjukkan hasil yang baik dalam percobaanya," kata Joko di Sleman Smart Room, Selasa (16/2).

 

 

Ketua Yayasan Tahija, Trihadi Saptoadi mengatakan, Wolbachia juga efektif menurunkan penularan virus dengue. Kata dia, Wolbachia terbukti mampu menurunkan sampai 77 persen kasus DBD dari hasil efikasi di Kota Yogyakarta.

"Sleman akan menjadi wilayah pertama dalam implementasi program ini. Jadi, bukan hanya untuk menekan kasus, tapi juga implementasi dan kita harapkan menjadi role model bagi wilayah lain," ujar Trihadi.

Pada kesempatan itu, dilakukan pula simulasi implementasi Wolbachia. Team Leader WMP, Riris Andono Ahmad menjelaskan, teknologi program Wolbachia tidak cuma memiliki kemanjuran sebesar 77 persen dan dinilai aman dan ramah lingkungan. "Serta, mampu bertahan dalam jangka waktu yang lama," kata Doni.

Adapun metode yang diterapkan meletakkan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di rumah warga dan dibiarkan berkembang jadi dewasa. Terjadi perkawinan dengan nyamuk lokal, sehingga keturunannya jadi nyamuk ber-Wolbachia.

 

Bupati Sleman, Sri Purnomo, menyampaikan apresiasinya terhadap peluncuran program Si Wolly Nyaman di Kabupaten Sleman. Dia berharap, adanya inovasi dalam pengendalian DBD tersebut dapat memberikan hasil yang benar-benar efektif. "Dapat menghindarkan masyarakat dari kasus DBD," ujar Sri. 

 
Berita Terpopuler