Militer Kerahkan Kendaraan Lapis Baja di Kota-Kota Myanmar

Pengerahan kendaraan lapis baja dikhawatirkan memunculkan kekerasan

VOA
Aksi protes warga pascakudeta militer terhadap pemerintahan Myanmar.
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Kendaraan lapis baja telah meluncur ke kota-kota Myanmar dan akses internet sebagian besar terputus. Kondisi itu memunculkan kekhawatiran tindakan kekerasan terhadap pengunjuk rasa anti-kudeta setelah sembilan hari demonstrasi massal menuntut kembali ke pemerintahan sipil.

Baca Juga

Tentara dikerahkan ke pembangkit listrik di negara bagian utara Kachin pada Ahad (14/2). Pengerahan itu mengarah ke konfrontasi dengan para pengunjuk rasa, beberapa di antaranya mengatakan mereka yakin tentara bermaksud untuk memutus aliran listrik.

Pasukan keamanan melepaskan tembakan untuk membubarkan pengunjuk rasa di luar satu pabrik di Myitkyina, ibu kota negara bagian Kachin. Rekaman yang disiarkan langsung di Facebook menunjukkan peristiwa tersebut, meskipun tidak jelas tentara menggunakan peluru karet atau tembakan langsung.

Saat malam tiba, kendaraan lapis baja muncul di kota Yangon, Myitkyina, dan Sittwe, ibu kota negara bagian Rakhine. Kondisi itu ditangkap oleh rekaman langsung yang disiarkan secara daring oleh media lokal.

Baca juga : Kudeta Myanmar dan Mengapa Militer Harus Kembali ke Barak

 

Dikutip dari Aljazirah, peluncuran skala besar ini menjadi yang pertama dari kendaraan semacam itu di seluruh negeri sejak Kudeta 1 Februari. Kedutaan Amerika Serikat (AS) di Myanmar mendesak warganya untuk berlindung di rumah.

Selain itu, kedutaan besar dari negara-negara Barat, mulai Uni Eropa, Inggris, Kanada dan 11 negara lainnya, mengeluarkan pernyataan menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil, pada. Mereka menilai sikap para demonstran tepat dalam memprotes penggulingan pemerintah sah.

"Kami mendukung rakyat Myanmar dalam pencarian demokrasi, kebebasan, perdamaian dan kemakmuran. Dunia sedang melihat," kata pernyataan itu.

Pada Senin (15/2) pagi, pengamat pemblokiran internet NetBlocks mengatakan pemadaman internet yang hampir total berlaku di Myanmar mulai pukul 01.00 waktu setempat. Pernyataan itu membenarkan peringatan oleh kedutaan AS (AS) di Myanmar atas gangguan telekomunikasi antara pukul 01.00 sampai 09.00. 

 
Berita Terpopuler