WHO: Semua Hipotesis Asal Virus Corona Masih Terbuka

WHO tak lagi mencari kemungkinan virus corona dari laboratorium China

AP/Ng Han Guan
Konferensi Pers Studi Bersama WHO-China diadakan di akhir misi WHO untuk menyelidiki asal-usul pandemi virus corona di Wuhan di provinsi Hubei China tengah, Selasa, 9 Februari 2021.
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)  Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan semua hipotesis dalam penyelidikan asal mula virus corona masih terbuka.

Baca Juga

Pekan ini, tim WHO mengumumkan mereka sudah tidak lagi mencari kemungkinan virus corona berasal dari laboratorium di China. Sebab, kemungkinan hal itu terjadi sangat kecil. Sementara Amerika Serikat (AS) mengatakan akan meninjau hasil temuan tim WHO tersebut.

"Beberapa pertanyaan telah diajukan apakah sejumlah hipotesis telah dibuang, setelah berbicara dengan sejumlah anggota tim, saya berharap untuk mengkonfirmasi semua hipotesis masih terbuka dan akan dianalisis dan diteliti lebih lanjut," kata Tedros, Sabtu (13/2).

"Beberapa pekerjaan itu mungkin diluar kendali dan cakupan misi ini, kami selalu mengatakan misi ini tidak akan menjawab semua pertanyaan, tapi menambah informasi penting yang membawa kami untuk semakin memahami asal mula virus Covid-19," katanya.

 

Tim WHO mengatakan hipotesis utamanya virus corona berasal dari kelelawar. Walaupun ada sejumlah skenario bagaimana virus itu menginfeksi manusia, kemungkinan infeksi ke spesies binatang lain.

Pemerintahan mantan Presiden AS Donald Trump yakin virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan, China. China membantah keras tuduhan tersebut dan mengatakan Institut Virologi Wuhan tidak pernah meneliti virus serupa. 

 
Berita Terpopuler