Antisipasi Covid-19, Kemenag Diminta Terus Monitor Pesantren

Pemkot Tasikmalaya mewaspadai klaster penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.

Republika/Bayu Adji P
Plt Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf meluncurkan program vaksinasi Covid-19 di Puskesmas Kersanagara, Kecamatan Cibeureum, Jumat (29/1/2021).
Rep: Bayu Adji P Red: Irfan Fitrat

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Di masa pandemi ini, Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Tasikmalaya Muhammad Yusuf meminta jajaran Kementerian Agama (Kemenag) untuk terus memantau kegiatan di pesantren. Pasalnya, dikhawatirkan terjadi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren.

Yusuf mengatakan, Kemenag semestinya dapat melakukan langkah-langkah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di lingkungan pesantren. “Kita sudah tugaskan Kemenag untuk terus memonitor kegiatan yang bersifat keagamaan, termasuk di dalamnya pesantren,” ujar dia, Selasa (9/2).

Kasus positif Covid-19 di lingkungan pesantren sempat ditemukan di sejumlah daerah wilayah Jawa Barat, termasuk di Tasikmalaya. Terbaru, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tasikmalaya melaporkan adanya tiga santri yang terkonfirmasi positif Covid-19 di pesantren wilayah Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes. Ihwal kasus ini, Yusuf meminta Dinkes segera melakukan penanganan. “Kalau ada klaster seperti itu, pihak internal harus lakukan karantina mandiri secara baik. Silakan minta bantuan ke pemerintah agar isolasi berjalan baik,” kata dia. 

Menurut Yusuf, Dinkes Kota Tasikmalaya memiliki pengalaman dalam menangani klaster Covid-19 di lingkungan pesantren. Ia mengatakan, apabila penanganan dilakukan secara benar, kasus klaster pesantren dapat dikendalikan dengan baik.

Ihwal kasus di pesantren wilayah Nagarasari, menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tasikmalaya Asep Hendra, awalnya ada satu santri yang merasa hilang kemampuan indra penciuman. Santri itu lalu menjalani tes antigen dan hasilnya dinyatakan positif.

 

Setelah itu dilakukan tes swab PCR terhadap santri tersebut, serta 15 orang lainnya yang merupakan kontak erat. Hasilnya, tiga orang dinyatakan positif Covid-19. “Tiga orang, semuanya santri,” ujar Asep.

 

Menurut Asep, ketiga santri itu menunjukkan gejala ringan, dan kini menjalani isolasi di lingkungan pesantren, dengan pengawasan petugas medis. Tempat isolasi ketiga santri itu dipisahkan dengan santri lainnya.

Dengan temuan kasus positif itu, Asep mengatakan, dilakukan tes swab terhadap sekitar seribu orang di lingkungan pesantren. Tes tidak hanya menyasar santri. “Karena kita pikir belum ada kegiatan, tapi mereka sudah berinteraksi sejak beberapa hari lalu. Angka awalnya 700 orang. Namun, ketika di lapangan melebar karena ada guru, petugas, dan lainnya. Jadi, kita periksa juga semua,” kata dia.

Asep mengatakan, sampel tes swab itu sudah dikirim langsung ke laboratorium di Bandung. Dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19, kata dia, saat ini diberlakukan karantina mikro di lingkungan pesantren. Aktivitas keluar-masuk lingkungan pesantren dilarang sementara ini.

 

Ia mengatakan, para santri juga tidak diperbolehkan pulang ke rumah, terkecuali sudah dipastikan negatif. Sementara ini semua santri dikarantina di pesantren. “Alhamdulillah, pihak yayasan sudah kooperatif, tidak mengizinkan ada aktivitas keluar,” ujarnya.

 
Berita Terpopuler