Peran Arab Saudi dalam Dunia Islam

Peran Arab Saudi pada Dunia Islam.

AP/Cliff Owen
Peran Arab Saudi dalam Dunia Islam. Foto: Bendera Arab Saudi.
Rep: Andrian Saputra Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH --- Kepemimpinan Arab Saudi di dunia Muslim tak bisa dipungkiri lagi. Dalam tulisannya di Arab News, Sekretaris Jenderal Pusat Penelitian dan Kajian Islam Raja Faisal, Dr Saud al Sarhan menjelaskan peran kepemimpinan Arab Saudi dalam dunia Muslim terbentuk dengan beberapa prinsip kebijakan luar negeri Arab Saudi di antaranya komitmen Arab Saudi terhadap Muslim secara global, non-intervensi, mendukung upaya deradikalisasi Muslim dan melawan ekstrimisme. Menurut Saud al Sarhan prinsip-prinsip itu berdasarkan pada kewajiban terhadap Islam sebagai agama, identitas Arab Saudi, sejarah dan peradaban Arab Saudi dan komitmen Arab Saudi pada sistem internasional berbasis pada aturan organisasi dan institusi internasional. 

Baca Juga

Lebih lanjut Sarhan mengatakan berdasarkan fakta bahwa Arab Saudi adalah tempat kelahiran Nabi Muhammad, tempat diturunkannya Al Quran dan tempat dimulainya peradaban Islam. Menurutnya selama berabad-abad, Arab Saudi terus berkomitmen terhadap Islam dan Muslim. Terbaru, bahkan dengan konstitusi negara yang menegaskan bahwa negara (Arab Saudi) harus memelihara aspirasi, solidaritas dan harmoni bangsa Arab dan Muslim serta memperkuat hubungan dengan negara sahabat.

"Setelah Riyadh mengumumkan cetak biru Visi 2030, rencana besar negara untuk menyeimbangkan kembali ekonominya, hanya sedikit yang memperhatikan bahwa dokumen ini juga membahas prinsip utamanya, seperti yang dinyatakan, Arab Saudi (adalah) jantung dunia Arab dan Islam, pembangkit tenaga investasi, dan pusat yang menghubungkan tiga benua," tulis Sarhan seperti dilansir Arab News pada Jumat (5/2). 

Sarhan menjelaskan lebih dari satu miliar Muslim bolak-balik menuju Mekkah untuk sholat. Sedang jutaan Muslim mengunjungi negara itu untuk menunaikan ibadah Haji dan Umrah di kota suci dan berbagai ibadah serta ziarah di Masjid Nabawi di Madinah. Pelaksanaan-pelaksanaan ibadah itu memberikan kedudukan secara simbolis yang tak terbayangkan bagi Kerajaan Arab Saudi yang mempunyai tanggung jawab sangat serius terhadap semua Muslim. 

JAKARTA -- Secara universal, jelas Sarhan Arab Saudi dipercaya sebagai pemain kunci dalam organisasi Islam Internasional seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Bank Pembangunan Islam, dan Liga Dunia Muslim yang semuanya memberikan kontribusi konkrit dalam bidang keagamaan, politik, sosial ekonomi hingga keuangan. Menurut Sarhan komitmen itu telah memperkuat hubungan Arab Saudi dengan dunia Islam bahkan saling terhubung dan bertautan.

Oleh karena begitu pentingnya peran Arab Saudi di OKI sebagai suara kolektif dunia Muslim untuk memastikan dan melindungi kepentingan mereka di bidang ekonomi, sosial dan politik, maka menurut Sarhan telah ditegaskan dalam berbagai pernyataan dan deklarasi di antaranya adalah piagam Makkah 2019. Deklarasi itu dikembangkan dan disahkan di bawah bimbingan dan kepemimpinan Saudi dan ditandatangani oleh para cendekiawan Muslim di seluruh dunia. Dalam deklarasi itu menyerukan dunia untuk memerangi terorisme, ketidakadilan dan penindasan, yang menyatakan bahwa tugas semua orang adalah untuk menolak eksploitasi manusia dan pelanggaran hak asasi manusia. 

Bersamaan dengan itu, menurut Sarhan, Riyadh tetap percaya pada sistem internasional berdasarkan non-intervensi dalam urusan internal negara-negara berdaulat. Arab Saudi juga menolak preferensi pragmatis, pendekatan standar ganda terhadap aturan dan konvensi internasional. Sementara itu, menurut Sarhan Arab Saudi percaya bahwa melindungi Muslim yang merupakan kewajiban agama yang sangat penting, paling baik dipenuhi melalui organisasi internasional seperti OKI, Mahkamah Internasional (ICJ) dan kerja sama multilateral daripada melalui pelanggaran terhadap negara-negara kedaulatan atau melalui campur tangan dalam urusan internal negara bangsa.

"Contoh terbaru adalah upaya Kerajaan untuk melindungi Rohingya dari genosida. Saat dunia diam-diam menyaksikan genosida Rohingya di Myanmar, OKI, di bawah kepemimpinan Arab Saudi, mendukung Gambia untuk membawa kasus ini ke ICJ. Gambia merujuk Myanmar ke ICJ atas tuduhan genosida dan pengadilan kemudian dengan suara bulat memutuskan untuk memerintahkan Myanmar mencegah genosida Rohingya," katanya

Sementara itu, Sarhan mengatakan ketidak pastian dan ketidak stabilan menjadi ciri dunia saat ini. Tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh pandemi virus klcorona telah menciptakan lingkungan tumbuhnya radikalisme, ekstremisme, dan politik eksklusif, yang semuanya memengaruhi Kerajaan seperti halnya kebanyakan negara. 

"Riyadh mengetahui kontes ini dan merencanakannya sesuai. Pada saat-saat seperti itu, dan untuk mengatasi tantangan serius, dunia perlu beralih ke negara yang siap, mampu, dan berkemauan untuk melibatkan umat Islam demi stabilitas, perdamaian, promosi moderasi agama, dan, untuk mengatasi gajah di dalam ruangan, menghadapi ekstremisme. Dunia membutuhkan negara yang dapat memainkan peran itu secara efektif di dunia Muslim, dan faktanya adalah tidak ada negara selain Arab Saudi yang dapat melakukan itu tanpa menggunakan definisi ulang yang berbelit-belit," katanya.

 
Berita Terpopuler