COVAX Distribusikan 337 Juta Dosis Vaksin Covid-19

Distribusi vaksin Covid-19 COVAX ditarget melindungi kelompok paling rentan

www.freepik.com.
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Rep: Dwina Agustin Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Inisiatif COVAX untuk akses global yang adil ke vaksin Covid-19 telah menerbitkan daftar distribusi pertamanya. Program itu telah mendistribusikan 337 juta lebih dosis vaksin.

Baca Juga

Rilis perkiraan distribusi sementara pada Rabu (3/2), menyatakan 337,2 juta dosis awal program akan didistribusikan. Jumlah tersebut sejalan dengan target untuk melindungi kelompok yang paling rentan seperti petugas kesehatan pada paruh pertama tahun ini.

Aliansi vaksin yang didukung Perserikatan Bangsa-Bangsa Gavi, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO),  menetapkan sekitar 145 negara menerima vaksin. COVAX akan memberikan dosis yang cukup untuk mengimunisasi 3,3 persen dari populasi negara pada pertengahan 2021.

Negara-negara akan menerima dosis sesuai dengan besarnya populasi. Sedangkan, negara yang terbanyak menerima vaksin Covid-19 adalah India 97,2 juta dosis, Pakistan 17,2 juta dosis, Nigeria 16 juta dosis, Indonesia 13,7 juta dosis, Bangladesh 12,8 juta dosis, dan Brasil 10,6 juta dosis.

Selain negara-negara berpenghasilan rendah, negara-negara pembiayaan mandiri yang kaya juga mendapatkan distribusi vaksin. Negara tersebut termasuk Korea Selatan dengan 2,6 juta dosis, Kanada 1,9 juta dosis, dan Selandia Baru 250.000 dosis.

Daftar distribusinya mencakup 240 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford yang dilisensikan kepada Serum Institute of India (SII), 96 juta dosis vaksin AstraZeneca-Oxford, dan 1,2 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech. Vaksin Pfizer-BioNTech adalah satu-satunya sejauh ini yang mendapatkan persetujuan penggunaan darurat dari WHO. Evaluasi sedang dilakukan untuk vaksin AstraZeneca-Oxford.

Baca juga : Jabar Targetkan Kiai, Santri, dan Ulama Divaksin Maret

Dikutip dari Aljazirah, daftar tersebut tidak mengikat dan dapat berubah. Namun, laporan sementara ini akan memungkinkan negara-negara untuk merencanakan berapa banyak dosis yang akan diterima pada putaran pertama.

"Ini fantastis. Kita bisa mulai vaksinasi. Itu akan datang dalam beberapa minggu ke depan," ujar koordinator program imunisasi WHO, Ann Lindstrand.

 

Wakil CEO untuk CEPI, Frederik Kristensen, mengatakan bahwa rencana tersebut datang pada saat kritis dalam perang melawan virus corona. Kondisi itu menyoroti varian baru muncul dan peluncuran vaksin yang tidak seimbang karena berfokus pada negara kaya.

"Kami berada di jalur untuk benar-benar mulai menyeimbangkan peta global, yang sejauh ini telah menunjukkan berapa banyak negara berpenghasilan rendah yang belum mulai memvaksinasi satu orang, sementara negara lain yang lebih kaya terus melakukan vaksinasi massal,” kata Kristensen,

Dalam jangka panjang, COVAX bertujuan untuk mengamankan vaksin yang cukup untuk setidaknya 20 persen paling rentan di negara-negara yang berpartisipasi pada akhir tahun 2021. Pendanaannya ditanggung melalui donasi untuk 92 ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah yang terlibat. Sedangkan untuk negara-negara kaya, pembelian beroperasi sebagai polis asuransi cadangan untuk program vaksinasi mereka sendiri.

Tapi, mekanisme tersebut menghadapi tantangan karena negara-negara kaya meraup pasokan vaksin, terkadang dengan harga premium. Kondisi itu melemahkan tujuan WHO untuk distribusi vaksin yang adil. Pemimpin program telah menghadapi masalah saat mencoba mencapai kesepakatan dengan produsen farmasi, dan hanya sebagian kecil dari dua miliar dosis yang telah diamankan untuk COVAX dengan kepastian kesepakatan.

 
Berita Terpopuler