HP NonGMS Xiaomi China tak Bisa Instal Layanan Google

Xiaomi memiliki sejumlah perangkat non GMS di China.

xoaomi
Xiaomi Mi 11.
Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani Red: Dwi Murdaningsih

REPUBLIKA.CO.ID, HAIDIAN -- Sebagian pengguna Xiaomi di China tidak lagi memiliki opsi langsung untuk mengunduh layanan Google. Dilansir dari GSMArena, Kamis (4/2), staf pendukung MIUI telah mengumumkan mulai bulan ini, ponsel Mi dan Redmi, yang dibeli tanpa GMS (Google Mobile Services) yang sudah diinstal sebelumnya, tidak dapat lagi mengunduhnya dengan bebas.

Perangkat yang akan terpengaruh oleh perubahan ini sebagian besar adalah ponsel khusus China, seperti ponsel Mi 10 Ultra, Redmi K30 Ultra dan seri Redmi 10X. Pengguna yang ingin memiliki GMS disarankan untuk menggunakan layanan pihak ketiga seperti platform CoolAPK yang memungkinkan aplikasi sideload.

Baca Juga

Untuk diketahui, perusahaan smartphone ini telah meluncurkan sebagian perangkat mereka di China tanpa Google Mobile Services (GMS), karena semua platform Google dibatasi di negara China. Namun pengguna biasanya dapat mengunduhnya jika mereka berencana menggunakan ponsel di luar China Daratan atau melalui VPN. 

Sebenarnya, ada banyak peminat yang memilih untuk membeli ponsel dari China dan kemudian mengimpornya ke negara asalnya. Hal ini karena ponsel yang dirilis di China mungkin lebih murah atau karena mereka menyukai model yang tidak tersedia di negara mereka.

Sebelumnya, Xiaomi mengajukan tindakan hukum terhadap Departemen Pertahanan dan Keuangan Amerika Serikat (AS). Gugatan ini didasari lantaran AS memasukkan Xiaomi dari daftar hitam perusahaan yang dilarang berinvestasi di negara itu.

Pada pertengahan Januari, Departemen Pertahanan menambahkan Xiaomi ke dalam daftar yang menuduh perusahaan itu sebagai perusahaan milik militer komunis China (CCMC).

Dilansir dari ZDNET, Senin (1/2) dalam pengaduan hukum, Xiaomi mengatakan telah mengajukan gugatan karena tuduhan itu menyebabkan “kerugian langsung dan tidak dapat diperbaiki bagi Xiaomi”. Salah satu kerugiannya, yakni memutus akses Xiaomi ke pasar modal AS.

Pembatasan ini juga akan mengganggu hubungan bisnis dan kemampuan perusahaan untuk melakukan dan memperluas bisnisnya. Selain itu, daftar hitam dari AS juga bisa merusak reputasi dan niat baik di antara mitra bisnis dan konsumen, baik di AS maupun di seluruh dunia.

Perusahaan yang ditempatkan di daftar CCMC tunduk pada perintah eksekutif Donald Trump yang mulai berlaku pada November tahun lalu. Perintah eksekutif melarang orang atau perusahaan AS untuk berdagang dan berinvestasi di salah satu perusahaan yang terdaftar, dan melarang perdagangan di perusahaan baru manapun setelah AS telah menempatkan label CCMC pada mereka.

Akibatnya, orang-orang di AS tidak lagi dapat membeli sekuritas Xiaomi yang diperdagangkan secara publik atau turunannya dari sekuritas tersebut mulai 15 Maret dan seterusnya. Orang-orang yang sudah terlanjur membeli sekuritas Xiaomi juga harus melepaskan kepemilikan apapun sebelum 14 Januari tahun depan.

 
Berita Terpopuler