Setelah Tenjo, Tumpukan Sampah Medis Ditemukan di Cigudeg

Sampah medis berupa APD, jarum suntik, dan botol infus ditemukan di Cigudeg, Bogor.

Republika/Thoudy Badai
Sampah medis berupa masker. Ilustrasi
Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sehari setelah penemuan di Tenjo, tumpukan sampah medis kembali ditemukan di lahan kosong di Cigudeg, Kabupaten Bogor, Rabu (3/2).  Limbah tersebut berupa APD, jarum suntik, hingga botol infus, yang saat dikumpulkan mencapai sekitar 55 karung.

Kepala Desa Cigudeg Andi Supriadi mengatakan penemuan limbah medis  ditemukan di lahan kosong di area Kebun Kelapa Sawit milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII. "Jumlahnya ada sekitar 55 karung, laporan masuk ke kami sekitar pukul 09.00 WIB tadi," ujar Kepala Desa Cigudeg Andi Supriadi, di Bogor, Rabu.

Andi mengatakan berdasarkan temuan, beberapa limbah medis yang tergolong bahan beracun dan berbahaya (B3) tersebut tertera alamat Kota Tangerang, Banten.

Temuan limbah medis di Cigudeg hanya selang sehari setelah penemuan serupa di  Desa Tenjo, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor.

Camat Tenjo Kurnia Indra bersama unsur TNI-Polri menemukan 17 kantong sampah berisi APD di lahan pertanian pada Selasa (2/2). "Bersama polisi, koramil, dan puskesmas langsung datang ke lokasi, mengambil sampel barang bukti untuk ditindaklanjuti pihak kepolisian," kata Kurnia.

Menurutnya, setelah mendokumentasikan gambar tumpukan sampah APD dan mengambil sampelnya, ia langsung melakukan pemusnahan karena khawatir membahayakan masyarakat.

Pemusnahan dilakukan dengan cara dibakar. Pembakaran dilakukan agar tidak tersentuh dan membahayakan warga. Namun, sebelum dimusnahkan, pihak Kecamatan Tenjo mengambil beberapa sampel untuk dijadikan bahan penyelidikan oleh Polsek Parung Panjang.

Camat Tenjo, Kurnia Indra mengatakan, hal itu dilakukan berdasarkan ketentuan pihak Puskesmas Tenjo. Sebab, meski Puskesmas Tenjo memiliki tempat penampungan limbah yang mengandung bahan berbahaya atau beracun (B3), tetap tidak bisa menampung ke-17 karung sampah APD tersebut.

“Dimusnahkan itu ketentuan dari puskesmas. Sebenarnya ada penampungan di puskesmas, cuma terbatas jadi enggak nampung tuh. Daripada bahaya ada masyarakat yang enggak tahu, akhirnya tadi semuanya dimusnahkan langsung,” ujar Kurnia kepada Republika.co.id, Selasa (2/2).

 
Berita Terpopuler