UE Sesalkan Kedubes Kosovo untuk Israel Pindah ke Yerusalem

Tindakan Kosovo dinilai berseberangan dengan sikap Uni Eropa terkait Yerusalem.

mirror.polsri.ac.id
Peta Kosovo.
Rep: Kamran Dikarma Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa menyesalkan keputusan Kosovo membuka kedutaan besarnya untuk Israel di Yerusalem. Langkah itu berseberangan dengan sikap perhimpunan Benua Biru yang memandang Yerusalem sebagai wilayah pendudukan.

Baca Juga

"Ini adalah keputusan yang disesalkan karena keputusan ini memisahkan Kosovo dari posisi Uni Eropa terkait Yerusalem," kata juru bicara Komisi Eropa untuk urusan luar negeri Peter Stano dalam konferensi pers pada Selasa (2/2), dikutip laman Anadolu Agency.

Dia mengungkapkan, semua kedutaan besar negara anggota dan delegasi Uni Eropa untuk Israel berada di Tel Aviv. Selain karena menjadi keputusan bersama para menteri luar negeri Uni Eropa, hal itu sejalan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.

Stano kembali menekankan bahwa solusi akhir untuk Yerusalem harus dicapai melalui negosiasi langsung antara Israel dan Palestina. Kosovo dan Israel resmi menjalin hubungan diplomatik pada Senin (1/2) lalu.

 

Pada September tahun lalu, para pemimpin Serbia dan Kosovo melakukan pertemuan di Gedung Putih. Mantan presiden AS Donald Trump kemudian mengumumkan bahwa kedua belah pihak telah sepakat untuk memulihkan hubungan ekonomi.

Selain itu, Kosovo pun menyatakan setuju untuk menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Sementara, Serbia mengumumkan rencana pemindahan kedutaan besarnya untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

Tahun lalu, terdapat empat negara Muslim yang melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel, yakni Uni Emirat Arab, Bahrain, Sudan, dan Maroko. AS berperan dalam semua proses mediasi antara para pihak. 

 
Berita Terpopuler