Menristek Tegaskan Genose Bukan Alat Diagnosis Covid-19

Pemaparan Menristek hasil uji validitas Genose terhadap Covid-19

SIGID KURNIAWAN/ANTARA
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri) meniup kantong nafas untuk dites dengan GeNose C19 disaksikan Menristek Bambang Brodjonegoro di Gedung Binagraha, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/1/2021). Kementerian Riset dan Teknologi menghibahkan satu unit GeNose C19 yang merupakan karya tim peneliti UGM kepada Kantor Staf Kepresidenan untuk membantu screening COVID-19 di lembaga negara tersebut.
Rep: Rahayu Subekti Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Bambang Brodjonegoro menegaskan, Gadjah Mada Electric Nose Covid-19 atau Genose C19 bukan alat untuk mendiagnosa Covid-19. Bambang mengatakan saat ada yang menggunakan alat Genose belum bisa dikatakan tidak atau sudah terpapar Covid-19.

“Justru ini alat screening supaya ketahuan penumpang tidak terpapar Covid-19,” kata Bambang saat uji coba penerapan Genose di Stasiun Pasar Senen, Rabu (3/2).

Dia mengatakan, Genose untuk melakukan screening memisahkan penumpang yang tidak dan boleh naik kereta api jarak jauh. Jika hasil Genose menunjukkan positif, Bambang menuturkan harus ada pemeriksaan PCR test terlebih dahulu.

“Jadi yang saya tekankan Genose ini tidak didesain untuk menggantikan, hanya screening. Jadi nanti di kereta kondisinya relatif bebas paparan virus,” ujar Bambang.

Bambang menambahkan, saat ini Genose juga sudah mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan. Selain itu, Genose menurutnya juga sudah melakukan uji validitas terhadap PCR test dengan dua ribu sampel dengan hasil akurasinya 90 persen.

“Genose ini menggunakan pendekatan artificial intelligence maka mesin ini akan selalu memperbaiki akurasi dari pemeriksaan. Semakin banyak dipakai akan semakin akurat dan akan terus dilakukan update,” jelas Bambang.

 

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI akan menerapkan alat Genose di Stasiun Pasar Senen dan Tugu Yogyakarta mulai lusa (5/2). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penerapan alat Genose akan dilakukan di stasiun kereta lainnya.

Budi menuturkan, target selanjutnya akan menerapkan Genose di stasiun yang berada di Surabaya, Semarang, Bandung, dan Solo. Begitu juga dengan stasiun kereta di Cirebon yang menurutnya jumlah penumpangnya cukup banyak.

“Karena dengan jumlah penumpang banyak jadi alat ini juga lebih teruji dan sosialisasi merata ke seluruh Jawa,” ujar Budi.

 

Budi mengatakan. Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi kebutuhan alat genose untuk menentukan jumlah yang akan diterapkan. Dia menerapkan, penambahan alat Genose juga akan dilakukan secara bertahap sesuai evaluasi yang dilakukan. 

 
Berita Terpopuler