‘Jateng di Rumah Saja’ Diuji Coba Akhir Pekan ini

Selama dua hari, hanya pelayanan umum yang tetap beraktivitas dengan pengetatan.

istimewa
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo
Rep: Bowo Pribadi  Red: Ratna Puspita

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Warga Jawa Tengah harus bersiap-siap melaksanakan ‘Jateng di Rumah Saja’. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengisyaratkan bakal melaksanakan gerakan 'Jateng di Rumah Saja' tersebut, pada pekan ini.

Baca Juga

Kesiapan pelaksanaan uji coba ini setelah hasil rapat dengan para sekretaris daerah (sekda) menyetujui rencana tersebut. “Alhamdulillah sebagian besar setuju. Gambarannya kita siap di tanggal 6 dan 7 Februari ini untuk melakukan gerakan di rumah saja secara bersama-sama,” katanya, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa (2/2).

Gubernur juga membantah ada daerah yang menolak gerakan 'Jateng di Rumah Saja'. “Siapa bilang nggak setuju, hari ini sekda-sekda bicara kok, semua mendukung,” katanya.

Gubernur mengimbau masyarakat untuk menunda seluruh kegiatan yang sudah direncanakan pada akhir pekan nanti. Hal ini agar pelaksanaan 'Jateng di Rumah Saja' bisa berjalan dengan baik.

Orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut sedang menyiapkan surat edaran untuk 35 kabupaten/kota yang ada di Jawa Tengah. Selama dua hari, hanya pelayanan umum seperti kesehatan dan transportasi publik yang tetap beraktivitas dengan pengetatan.

Dalam edaran tersebut, Ganjar mengatakan, akan ada imbauan kepada tempat-tempat keramaian untuk tutup pada saat pelaksanaan 'Jateng di Rumah Saja'. Tempat keramaian yang dimaksud, yakni restoran, toko, tempat wisata, dan pasar.

“Hanya dua hari saja, tempat-tempat keramaian seperti obyek wisata, toko, pasar kita semua istirahat dulu. Nah nanti pasar-pasar kesempatan kita semprot semuanya biar sekalian bersih, tempat pariwisata juga ditutup dulu dan bisa dilakukan sterilisasi,” kata dia.

 

Ia juga mengatakan, 'Jateng di Rumah Saja' merupakan respons terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut pelaksanaan PPKM masih belum efektif untuk mengendalikan penyebaran Covid-19. Menurut dia, penghentian aktivitas selama dua hari merupakan cara menerjemahkan apa yang diinginkan oleh pemerintah dalam mengendalikan pandemi seperti sekarang ini.

Ia mengatakan, pernyataan presiden yang mengatakan PPKM ‘gagal’ bermakna semua daerah harus mencari cara-cara ekstra untuk berupaya menekan pertumbuhan kasus Covid-19 di wilayahnya. Selama dua hari, ia mengatakan, tidak ada aktivitas masyarakat, tidak ada tumpah ruah di jalan, dan semua ada di rumah. 

Gubernur juga berharap, pelaksanaan Jateng di Rumah Saja dapat memunculkan kesadaran dari masyarakat. Sebab, ikhtiar untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 tersebut tidak akan efektif tanpa partisipasi masyarakat. 

“Sekarang kita mau ujicoba, coba mengingatkan masyarakat ini Covid-19 -nya masih tinggi lho, korbannya juga sudah banyak lho ya, rumah sakit makin penuh lho ya, dan seterusnya,” kata Ganjar.

Sebelumnya, usulan Jateng di Rumah Saja disampaikan gubernur saat memimpin rapat evaluasi penanggulangan Covid-19 di kantornya, Senin (1/2) kemarin. Gubernur mengatakan, langkah itu layak dicoba mengingat peningkatan kasus Covid-19 tetap terjadi padahal sejumlah kebijakan telah diambil. 

Akibat kasus ini, sudah banyak orang meninggal dunia, termasuk tenaga kesehatan, romo, kyai, tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya.

 
Berita Terpopuler