5 Fakta Syahadat Massal Komunitas Bajau Laut di Malaysia

Terdapat sejumlah fakta islamnya ratusan komunitas Bajau Laut Malaysia

Tangkapan layar akun instagram @ebitlew
Ustadz Ebit Lew Ajak 157 Orang di Sabah Masuk Islam
Rep: Kiki Sakinah Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA KINABALU – Baru-baru ini seorang filantropis asal Malaysia, Ebit Lew,  mengunggah di media sosialnya yang memperlihatkan gambar diduga dia telah mengubah keyakinan sekitar 157 orang Bajau Laut menjadi Islam dengan membaca syahadat. 

Baca Juga

Berikut ini beberapa fakta terkait dengan syahadat massal Bajau Laut sebagaimana dirangkum Republika.co.id, sebagaimana dikutip dari Malay Mail

Pertama, syahadat massal komunitas Bajau Laut tersebut terjadi setelah pengkhotbah populer Ebit Lew, menjangkau komunitas pengembara laut gipsi tersebut dengan memberikan mereka persediaan makanan dan bantuan lainnya.

Pria yang lahir di Pahana itu berada pada hari ketiga dari 10 hari kunjungan kemanusiaan ke distrik pantai timur Sabah di Lahad Datu, Tawau, Kunak dan Semporna ketika dia mengunjungi desa air di lepas Semporna.

Kedua, dakwah Ebit Lew mengislamkan komunitas Bajau Laut tersebut dipuji Otoritas Islam Sabah. 

Ketiga, namun, otoritas tersebut juga mengklarifikasi bahwa sebagian besar pengembara laut gipsi sudah diklasifikasikan sebagai Muslim.

Mufti Sabah, Datuk Bungsu Aziz Jaafar, mengatakan bahwa meskipun dia tidak mengetahui acara pengucapan kalimat syahadat yang sebenarnya, Departemen Urusan Islam Sabah (JHEAINS) memang mengklasifikasikan kelompok etnis Bajau Laut sebagai Muslim berdasarkan survei dan laporannya sendiri.

"Setahu saya, di komunitas Bajau Laut atau Pala'u, mereka dianggap Muslim. Berdasarkan survei JHEAINS beberapa tahun lalu, mereka tergolong Muslim," kata Mufti Sabah, dilansir di Malay Mail, Selasa (2/2).

Bungsu mengaku mengetahui kunjungan Lew ke Sabah, tetapi bukan bagian dari acara pindah agama yang diyakini tidak direncanakan. Dia mengatakan, perpindahan agama mereka berlaku selama mereka mengucapkan syahadat dengan keyakinan. 

Akan tetapi, menurutnya, untuk masuk Islam itu sederhana, seseorang hanya harus percaya kepada Allah, suci dan yakin bahwa tidak ada Tuhan yang lain, dan bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan, dan mengucapkan syahadat.

"Di mata Islam, mereka adalah Muslim," katanya, ketika ditanya tentang prosedur yang diperlukan agar perpindahan agama massal semacam itu terjadi.

Keempat, namun, dia mengakui proses pendaftaran untuk setiap mualaf semacam itu di komunitas tersebut mungkin cerita yang berbeda, karena 157 penduduk desa Pulau Tatagan di Semporna diyakini sebagian besar tidak berdokumen, lantara gaya hidup nomaden mereka.

"Kalau begitu, prosesnya berbeda. Biasanya, seorang mualaf baru harus datang ke kantor untuk proses administrasi, mendaftar, difoto, menjalani prosesnya. Tapi kalau tidak berdokumen, atau tanpa kewarganegaraan maka prosesnya lebih rumit," kata Bungsu.

Dia mengatakan, bahwa lembaga lain seperti Departemen Imigrasi, Departemen Pendaftaran Nasional, dan JHEAINS akan menjadi otoritas yang berhak untuk diajak bicara.

Kelima, Bajau Laut awalnya berasal dari budaya nomaden laut gipsi dan mempraktikkan pemujaan leluhur atau kepercayaan pada roh, terkadang benda atau tempat alam suci. Beberapa keyakinan dan praktik demikian masih berlangsung hingga saat ini meski telah memeluk Islam.

Banyak komunitas yang belum berasimilasi dengan kehidupan di darat melanjutkan percampuran kepercayaan Islam dan tradisional mereka. Malay Mail mengetahui bahwa kelompok dan organisasi non-pemerintah lainnya sebelumnya telah menjangkau Bajau Laut di pulau Tatangan, serta pulau-pulau terdekat di Maiga, yang semuanya di dalam Taman Laut Tun Sakaran di mana penduduk desa juga telah berpindah agama.

Operator scuba diving yang berbasis di dekat pulau Selakan sejak 2013 dan akrab dengan komunitas di sana, Aminor Azmi, mengatakan bahwa ada surau yang dibangun LSM dan sejumlah kelompok di dua desa yang berdekatan di kawasan itu, yakni di Maiga dan Alab.

"Pasti ada kelompok lain yang telah bertemu dengan penduduk desa dan setiap kali, penduduk desa akan kembali menyatakan keyakinan mereka," ujarnya.

Keenam, meskipun telah berpindah agama, namun Azmi mengatakan orang Bajau Laut mungkin tidak mendapatkan manfaat dari ajaran Islam yang berkelanjutan untuk menjalankan agama tanpa sekolah apapun.

Ketujuh, Lew sejak itu mengatakan dia sedang dalam proses membangun sebuah sekolah yang dia harap akan siap dalam waktu satu bulan. Lew menyebut telah melibatkan enam guru yang dapat berbicara bahasa lokal yang siap mengajar di tiga sekolah yang akan dia bangun secara keseluruhan.

 

Di Malaysia, penceramah dan misionaris Muslim bebas untuk mendakwahi dan mengubah orang-orang dari agama lain menjadi Islam. Sebaliknya, menjadi ilegal dan dilarang bagi agama lain untuk berdakwah dan mengubah keyakinan umat Islam.

 
Berita Terpopuler