Winter Freeze, Relawan Masjid Inggris Bagikan 2.000 Makanan
Masjid menjadi pusat dukungan bagi beberapa orang yang kurang beruntung.
IHRAM.CO.ID, BIRMINGHAM -- Sebelum upaya bantuan yang dijalankan dari Masjid Birmingham dimulai, orang-orang mulai berdatangan di luar pintu samping dalam cuaca yang sangat dingin. Mereka termasuk pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan diminta menjaga jarak di Masjid Green Lane.
Mereka sabar menunggu makanan dan persediaan penting lainnya. Ratusan keluarga beralih ke masjid setiap pekan setelah masjid menjadi pusat dukungan bagi beberapa orang yang paling kurang beruntung di kota. Kampanye tahunan Winter Freeze yang dijalankan oleh masjid dan badan amal Islamic Relief Inggris menjadi semakin penting selama pandemi.
Sekitar 200 kantong perbekalan dan lebih dari 100 makanan panas telah disiapkan sebelum dibagikan di pusat kota. Sementara itu, 300 paket lainnya didistribusikan melalui bank makanan di dalam masjid atau dikirim ke rumah orang yang rentan.
Islamic Relief mengatakan 2.000 makanan penting dibagikan secara keseluruhan. Orang pertama yang datang ke bank makanan tiba setengah jam sebelum dibuka.
Craig James (29 tahun) berasal dari Telford mengatakan dia tinggal di sebuah asrama dekat masjid setelah kehilangan pekerjaannya sebagai buruh. “Saya di-PHK karena pandemi dan saya tidak menemukan pekerjaan sejak itu. Itu sulit. Saya tidak punya keluarga, tidak punya apa-apa. Semuanya sangat mahal dan saya hanya perlu sedikit uang. Saya hanya bersyukur masjid selalu ada di sini,” kata James.
Penerima bantuan lain, Keith Burns (35) mengungkapkan dukungan masjid akan membantu meningkatkan nasibnya. “Saya bekerja tetapi sejak pandemi saya di-PHK. Tidak ada kesempatan saya mendapatkan pekerjaan lain. Dengan uang yang saya dapatkan dari sumbangan, ini akan membuat saya tetap sehat,” ujar Burns.
Masjid di Small Heath telah menanggapi krisis kesehatan dengan mendukung orang-orang dari berbagai agama. Antara 65 dan 70 persen pengguna bank makanan berasal dari luar komunitas Muslim dan pengiriman dilakukan di seluruh kota.
Kepala Layanan dan Kesejahteraan Masjid, Saleem Ahmed menjelaskan ratusan keluarga menghubunginya setiap pekan. Polisi, sekolah, badan amal, dan berbagai organisasi mengatakan mereka memiliki keluarga yang sedang berjuang.
“Kadang-kadang mereka membutuhkan bantuan keuangan dan kami kesulitan mendapatkan dana,” ucap dia.
Mayoritas kelompok yang meminta bantuan adalah orang-orang yang kehilangan pekerjaan, ibu tunggal, dan pengungsi. Menurut data Kantor Statistik Nasional, pada 2019, ada 25 kematian di antara para tunawisma di Birmingham.
Jumlah itu membuat Birmingham setara dengan Liverpool dan satu di belakang Manchester, lokasi yang terkena dampak paling parah. Saleem menyebut dia dan tim melayani para mereka yang membutuhkan karena terinspirasi dari ayat Alquran.
“Kami terinspirasi oleh ayat Alquran yang mengatakan ‘Siapa yang menyelamatkan satu nyawa, berarti menyelamatkan seluruh umat manusia.’ Jika kami dapat membantu, kami melakukan tugas kami sebagai Muslim dan sebagai manusia,” tambah dia.
Sekitar 20 relawan mendistribusikan tas biru yang berisi barang-barang termasuk minuman protein, makanan ringan, topi, dan sarung tangan wol untuk orang-orang di jalan. Kebutuhan penting seperti sereal, roti, buah, dan sayuran segar juga dibagikan untuk pengguna bank makanan.
Senior Islamic Relief, Huzaifa Lorgat telah menyaksikan permintaan yang meningkat selama pandemi. Kupon makanan Morrisons senilai 3.000 poundsterling dibagikan selama penjangkauan yang didanai oleh Islamic Relief.
"Bagi kami ini adalah satu atau dua jam dari hari kami, tetapi bagi orang lain ini bisa menjadi penyelamat. Saat ini kemiskinan merajalela,” kata Lorgat.