Swiss akan Gelar Referendum Soal Larangan Cadar

Pemerintah Swiss mengatakan larangan cadar merugikan pariwisata.

AP/Dar Yasin
Swiss akan Gelar Referendum Soal Larangan Cadar
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BERN -- Swiss akan mengadakan referendum pada 7 Maret mendatang terkait apakah akan melarang penutup wajah penuh seperti burqa dan niqab. Berdasarkan sistem demokrasi langsung Swiss, setiap proposal mengubah konstitusi akan mendapatkan suara populer jika pendukung mengumpulkan lebih dari 100 ribu tanda tangan.

Baca Juga

Kanton Swiss St Gallen dan Ticino telah melarang penutup wajah, seperti cadar dan sejenisnya, dalam pemungutan suara regional. Tetapi pemerintah Swiss mengatakan larangan konstitusional nasional itu merupakan ide yang buruk dan akan merugikan pariwisata.

"Sangat sedikit orang di Swiss yang memakai penutup wajah penuh. Larangan nasional akan merusak kedaulatan kanton, merusak pariwisata, dan tidak membantu kelompok wanita tertentu," kata pemerintah dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari 5 Pillars, Ahad (31/1).

Pemerintah dalam pernyataan tersebut menambahkan, kebanyakan wanita yang memakai penutup wajah penuh adalah turis dan hanya menghabiskan waktu singkat di negara itu. Anggota sayap kanan Partai Rakyat Swiss (SVP) disebut ada di balik ide proposal perubahan konstitusi tersebut.

Sebab, partai tersebut juga ada di balik kebijakan pelarangan pembangunan menara masjid di Swiss pada 2009. Saat itu proposal pelarangan menara masjid disetujui hampir 60 persen pemilih.

 

Pendukung proposal 2009 menilai menara masjid adalah sesuatu yang asing bagi tradisi dan nilai Swiss. Di Swiss sendiri, Muslim membentuk hanya sekitar lima persen dari 8,6 juta penduduk.

Dewan Pusat Islam Swiss mengatakan telah terjadi penetrasi Islamofobia yang lambat tetapi stabil ke dalam pusat masyarakat Swiss dalam beberapa tahun terakhir. Ini telah meluncurkan kampanye untuk melawan propaganda pro-larangan, memanfaatkan platform media sosial serta media yang sudah mapan.

Dewan Pusat Islam Swiss mengatakan, kampanye ini akan berfungsi menyangkal pembenaran para pendukung untuk larangan yang sangat diperlukan untuk memerangi terorisme serta kesetaraan dan emansipasi wanita.

Namun yang lebih penting, kampanye mereka akan mengungkap larangan niqab pada dasarnya akan melanggar kebebasan beragama yang mewujudkan agama atau keyakinan, dalam beribadah, mengajar, mengamalkan dan ketaatan, termasuk mengenakan pakaian khas seperti penutup kepala.

"Larangan ini, alih-alih melindungi hak-hak wanita Muslim yang berjilbab, dapat menyebabkan pengurungan diri terhadap niqabi Swiss yang menghalangi akses mereka ke layanan publik dan pendidikan," ujar Dewan Pusat Islam Swiss dalam pernyataannya.

 

Sumber: https://5pillarsuk.com/2021/01/27/switzerland-to-hold-referendum-on-face-veil-ban/

 
Berita Terpopuler