Berat Badan Turun Drastis dengan Diet Kentang, Amankah?

Ahli menyebut kemungkinan berat badan turun bukan kehilangan lemak tapi massa otot

Antara/Arnas Padda
Petani memanen kentang (ilustrasi). Diet kentang pada dasarnya merupakan pengaturan pola makan di mana seseorang tidak menyantap makanan apa pun kecuali kentang. Durasi diet ini bisa berlangsung selama hitungan hari, minggu, atau bulan.
Rep: Adysha Citra Ramadani Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diet kentang belakangan ini menjadi pembicaraan hangat karena digadang dapat menurunkan berat badan secara signifikan. Akan tetapi, sebagian orang masih mempertanyakan efektivitas dan juga keamanan dari diet kentang ini.

Diet kentang pada dasarnya merupakan pengaturan pola makan di mana seseorang tidak menyantap makanan apa pun kecuali kentang. Durasi diet ini bisa berlangsung selama hitungan hari, minggu, atau bulan.

Ada tiga aturan dasar dalam diet kentang yang meliputi variasi kentang, bahan dan perasa yang boleh digunakan, serta cara memasak. Terkait variasi kentang, sebagian metode diet kentang hanya memperbolehkan konsumsi kentang putih. Sedangkan pada sebagian lain metode diet kentang memperbolehkan konsumsi ubi.

Untuk bahan tambahan, sebagian diet kentang tidak memperbolehkan penambahan rempah, bumbu, saus, atau minyak. Akan tetapi, ada pula metode diet kentang yang memperbolehkan bahan tambahan lain dalam jumlah kecil atau terbatas.

Sedangkan terkait metode memasak, sebagian diet kentang menganjurkan kentang tidak dikupas. Akan tetapi sebagian lainnya mengharuskan kulit kentang untuk dikupas. Cara masak yang diperbolehkan umumnya dipanggang, direbus, dibakar, atau ditumis.

Salah satunya contoh diet kentang adalah crash diet yang dipopulerkan Tim Steele. Dalam diet ini, seseorang hanya  dapat mengonsumsi kentang putih matang yang tawar selama 3-5 hari. Kentang tak boleh ditambahkan dengan bahan apa pun, kecuali garam. Cara ini diklaim dapat menurunkan berat badan 0,45 kg per hari.

Dalam penerapan diet kentang jangka panjang, ada yang dikenal dengan Spud Fit Challenge yang dikembangkan oleh Andrew Taylor. Dalam diet ini, seseorang hanya diperbolehan menyantap kentang sepanjang tahun.

Kentang dapat dikonsumsi dengan tambahan beberapa bahan lain, seperti ubi, rempah dan bumbu, serta bahan lain yang bebas lemak seperti saus tomat dan saus barbecue. Dengan cara ini, Taylor dapat menurunkan berat badan sebesar 53,07 kg dalam satu tahun.

Hingga saat ini, kisah keberhasilan penurunan berat badan melalui diet kentang hanya sebatas testimoni saja. Belum ada studi ilmiah yang dilakukan untuk membuktikan klaim bahwa diet kentang dapat membantu menurunkan berat badan dengan aman.

 

Seperti dilansir NetDoctor, secara umum diet kentang memang dapat membantu menurunkan berat badan karena asupan kalori yang didapatkan dari diet ini cukup kecil. Satu buah kentang berukuran sedang dengan kulit mengandung sekitar 110 kalori. Menyantap kentang sebanayk 10 buah per hari pun jumlah kalori yang didapatkan hanya sekitar 1.100 kalori, jauh dari kebutuhan asupan kalori harian perempuan yaitu 2000 kalori dan laki-laki 2500 kalori.

"Kemungkinan seseorang akan bosan hanya menyantap kentang dengan cepat, dan kemudian dia menyantap lebih sedikit dari biasanya," jelas ahli gizi Pixie Turner.

Diet kentang dinilai memiliki beberapa keunggulan. Beberapa di antaranya adalah kentang kaya akan serat, memiliki harga yang terjangkau, dan mengandung proteinase inhibitor 2. Senyawa ini dapat membantu menurunkan nafsu makan dan asupan makan, serta menstrimulasi hormon yang memunculkan rasa kenyang.

Terlepas dari itu, diet kentang juga menyimpan risiko tersendiri. Turner melihat diet ini terlalu restriktif terhadap jenis makanan yang boleh dikonsumsi. Hal ini tentu dapat memicu terjadinya kekurangan asupan zat gizi tertentu, sebagai contoh protein dan lemak. Padahal protein dibutuhkan tubuh untuk membangun otot, tulang dan membuat hormon, sedangkan lemak dibutuhkan oleh tubuh untuk menyerap beberapa jenis vitamin.

 

Meski berat badan berhasil turun dengan diet kentang, belum tentu yang terbuang dari tubuh adalah lemak. Bisa jadi, seseorang yang menjalani diet kentang mengalami penurunan berat badan kaena kehilangan massa otot. Kerugian lain dari diet ini adalah dapat memperlambat metabolisme tubuh, memungkinkan tubuh terpapar oleh toksin, dan hasil penurunan berat badannya kemungkinan tak bisa dipertahankan dalam jangka waktu yang panjang.

Dengan kata lain, diet kentang mungkin dapat membantu menurunkan berat badan. Akan tetapi, keamanan dari diet kentang belum diuji secara ilmiah. Selain itu, diet ini juga dapat mengganggu metabolisme dan terlalu restriktif sehingga berpotensi menyebabkan kekurangan asupan zat gizi lain. Dengan pertimbangan ini, Turner tidak merekomendasikan diet kentang.

"Jangan lakukan (diet kentang) ini, ini tidak layak dilakukan," jawab Turner.

Untuk menurunkan berat badan, Turner lebih merekomendasikan diet seimbang yang sehat. Diet ini sebaiknya terdiri dari karbohidrat kompleks, banyak buah dan sayur, serta memiliki sumber protein dan lemak yang sehat.

 

 

"Dan juga beberapa makanan yang Anda sukai untuk kesenangan," tutur Turner. 

 
Berita Terpopuler