75 Persen Mualaf di Kuningan Belum Bisa Baca Iqra

Minim pembinaan terhadap para mualaf setelah mereka bersyahadat.

Wihdan Hidayat / Republika
75 Persen Mualaf di Kuningan Belum Bisa Baca Iqra. Proses penyusunan halaman buku Iqra.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN -- Para mualaf di Kabupaten Kuningan hingga kini banyak yang belum bisa membaca Iqra (pembelajaran awal membaca Alquran). Kondisi itu tak lepas dari minimnya pembinaan terhadap mereka.

Baca Juga

Ketua Yayasan Mualaf Ikhlas Madani Indonesia (Mukmin) Kabupaten Kuningan, Ade Supriadi, menyebutkan, sejak 2012 hingga sekarang, jumlah mualaf di Kabupaten Kuningan mencapai 1.068 orang.

"(Dari jumlah itu), sekitar 75 persen belum bisa baca Iqra," ujar Ade kepada Republika.co.id, Jumat (29/1).

Ade mengaku prihatin dengan kondisi tersebut. Dia menilai, hal itu terjadi akibat minimnya pembinaan terhadap mualaf setelah mereka bersyahadat.

Untuk itu, Yayasan Mukmin yang awalnya berupa Perkumpulan Persaudaraan Mualaf Kuningan, mulai bergerak sejak Maret 2020. Mereka memberikan pembelajaran membaca Iqra sekaligus pembinaan akidah, ibadah, fikih dan ilmu keagamaan lainnya kepada mualaf.

Ade menyebutkan, para mualaf itu tersebar di 12 lokasi di Kabupaten Kuningan, yakni, Cigugur, Cipari, Cisantana, Sukamulya, Talahab, Cibunut, Tagog, Tugumulya, Kutawaringin, Gunung Aci, Tangkolo, dan Kuningan Kota. Namun, dari 12 titik lokasi keberadaan para mualaf itu, Ade mengaku baru bisa melakukan pembinaan terhadap mualaf di lima titik.

 

Hal itu akibat keterbatasan jumlah pengurus Yayasan Mukmin. "Kami hanya tujuh orang," ujar Ade.

Dengan keterbatasan jumlah pengurus Yayasan Mukmin, pembinaan terhadap mualaf di lima titik itu dilakukan sepekan sekali. Pembinaan dilakukan di salah satu rumah mualaf secara bergilir atau masjid setempat.

Selain keterbatasan sumber daya manusia (SDM), minimnya pembinaan kepada mualaf juga terjadi akibat jauhnya lokasi tempat tinggal mualaf tersebut. Seperti misalnya Desa Tangkolo, Kecamatan Subang, yang merupakan wilayah ujung Kabupaten Kuningan dan berbatasan dengan Kabupaten Ciamis.

Ade menambahkan, selain kurang tersentuh pembinaan di bidang akidah, mualaf di sejumlah lokasi yang membutuhkan pemberdayaan di bidang ekonomi. Bidang itu juga dinilai memiliki peran penting untuk membentengi akidah mualaf.

 

Ade berharap, ada kepedulian dari para hamba Allah SWT untuk memberikan dukungan bagi mualaf di Kabupaten Kuningan. Dukungan itu diharapkan bisa memperkuat akidah mualaf. 

 
Berita Terpopuler