Jenazah Covid Ditelantarkan di Cikadut? Distaru: Tidak Benar

Kepala Distaru Kota Bandung membantah penelantaran jenazah Covid-19 di TPU Cikadut.

Edi Yusuf/Republika
Petugas rumah sakit dan keluarga terpaksa memakamkan sendiri jenazah positif Covid-19 dengan APD seadanya di Pemakaman khusus Covid-19 Tempat Pemakaman Umum (TPU) Cikadut, Kota Bandung, Rabu (27/1). Hal tersebut disebabkan petugas yang biasa mengangkut jenazah positif Covid-19 di TPU Cikadut melakukan aksi mogok bekerja.
Rep: Muhammad Fauzi Ridwan Red: Yudha Manggala P Putra

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kepala Dinas Tata Ruang (Distaru) Kota Bandung membantah ada penelantaran terhadap jenazah Covid-19 di tempat pemakaman umum (TPU) Cikadut, Rabu (27/1) kemarin. Pekerja harian lapangan (PHL) menyebut proses pemakaman jenazah Covid-19 kemarin sedikit terlambat serta membutuhkan waktu banyak.

"Dua hari ini dan malam, kami melakukan peninjauan lapangan disaksikan dan saya briefing dengan kawan PHL yang ada hari ini adalah tidak benar dan tidak ada jenazah ditelantarkan di Cikadut," ujar Kepala Dinas Tata Ruang Kota Bandung, Bambang Suhari, Kamis (28/1).

Ia melanjutkan, para petugas memastikan menangani jenazah Covid-19 dari mulai memikul peti jenazah dari ambulans hingga memasukan jenazah ke liang lahat dan menguruk. Proses pengurusan jenazah Covid-19 dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Terkait dengan tenaga pikul dari warga yang mogok bekerja dan berimbas terhadap kekosongan petugas pikul, Bambang menegaskan petugas dari Distaru langsung menangani hal tersebut. Sehingga ia pastikan bahwa tidak terdapat jenazah Covid-19 yang ditelantarkan.

"Terkait pemberitaaan mohon maaf seolah menelantarkan jenazah disana itu tidak benar," katanya. 

Baca Juga

Ia melanjutkan, bagi keluarga atau ahli waris yang akan hadir saat proses pemakaman jenazah Covid-19 atau suspek untuk menerapkan protokol kesehatan.

"Kami menyediakan APD di lokasi, masker tetapi terkadang ahli waris tidak mau memakai APD yang kami disediakan. Justru tujuannya melindungi masyarakat keselamatan dan kesehatan selama prosesi kesehatan," katanya.

Namun begitu, ia mengaku masih terdapat anggota keluarga dari jenazah yang enggan memakai APD.

PHL TPU Cikadut, Sony dan Beny menjelaskan bahwa pihaknya tidak melakukan pelantaran. Namun, ia mengakui jika proses memakamkan jenazah relatif membutuhkan waktu lama sehingga seolah ditelantarkan.

"Sebenarnya kemarin tidak ditelantarkan cuma kita ada pemakaman lain jadi gantian. Jadi begitu beres yang ini langsung mungkin agak terlambat karena jaraknya muter jadi apa si keluarga agak emosi tapi udah dijelaskan pihak keluarga mengerti," ungkapnya.

Ia mengaku bersama petugas lain berada 24 jam di TPU Cikadut. Pihaknya akan membantu pengangkutan jenazah jika pihak keluarga membutuhkan bantuan.

 
Berita Terpopuler