Palestina: Saatnya Pulihkan Kerusakan Buatan Donald Trump

Trump menggunakan pengaruh dan kekuatan AS untuk mendukung Israel

AP / Manuel Balce Ceneta
Donald Trump
Rep: Lintar Satria Red: Nur Aini

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Menteri Luar Negeri Palestina Riad Malki mengatakan sudah waktunya bagi pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden memperbaiki kerusakan yang dibuat Donald Trump dalam isu konflik Palestina-Israel. Ia mengatakan Trump menggunakan pengaruh dan kekuatan AS untuk mendukung Israel mempertahankan okupansi dan pengendalian ilegal.

Baca Juga

"Sekarang saatnya memulihkan dan memperbaiki kerusakan yang ditinggalkan pemerintahan AS sebelumnya, kami menantikan penarikan kembali langkah-langkah ilegal dan bersikap memusuhi yang diambil pemerintahan Trump dan bekerja sama untuk perdamaian," kata Malki, Selasa (27/1).

Pemerintah Biden mengumumkan akan memperbaiki hubungan dengan Palestina dan menyalurkan kembali bantuan kemanusiaan ke pengungsi Palestina. Langkah itu bertolak belakang dengan kebijakan Trump yang sepenuhnya mendukung Israel.

Pengumuman pelaksana tugas Duta Besar AS untuk PBB Richard Mills ini disampaikan sebelum Biden mengikuti pertemuan virtual Dewan Keamanan PBB. Ia mengatakan pemerintah AS yang baru yakin langkah ini cara terbaik untuk memastikan perdamaian konflik Israel-Palestina.

 

Malki mendorong pembentukan kembali mediator Quartet of Mideast yang terdiri dari AS, Uni Eropa, Rusia dan PBB. Ia juga menegaskan kembali seruan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk konferensi perdamaian internasional 'yang dapat menjadi sinyal titik balik konflik Palestina-Israel'.

"(Kami juga berharap) AS akan kembali memainkan peran penting dalam upaya multilateral dalam perdamaian di Timur Tengah," kata Malki.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow yakin kerja sama Quartet itu dengan kedua belah pihak dengan negara-negara Arab lainnya 'dapat memainkan peran yang sangat efektif'. Lavrov juga mengungkapkan dukung Rusia atas seruan konferensi internasional yang diusulkan Abbas.  

Ia mengajak Quartet dan negara-negara Arab seperti Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Bahrain dan Arab Saudi menggelar pertemuan setara menteri pada musim panas atau semi. Mereka akan membahas situasi terkini untuk membantu 'meluncurkan dialog' antara Israel dan Palestina. 

 
Berita Terpopuler