BEM STMIK Jayakarta Tanggapi Polri Presisi Komjen Sigit  

BEM STMIK Jayakarta menyampaikan catatan untuk Komjen Pol Sigit

Prayogi/Republika.
BEM STMIK Jayakarta menyampaikan catatan untuk calon Kapolri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Presiden BEM Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Jayakarta, Supardi, mendukung konsep Polri Presisi yang digagas calon Kapolri Komjen (Pol) Listyo Sigit Prabowo. 

Baca Juga

Menurutnya, konsep tersebut dinilai tepat, mengingat gagasan itu sudah dari masukan banyak pihak dan hasil evaluasi internal Polri. 

"Polri presisi adalah konsep yang digali dari hasil evaluasi secara menyeluruh. Komjen Sigit patut diapresiasi karena tanpa tedeng aling-aling mengakui banyak hal yang harus diperbaiki di Polri saat fit and proper test di Komisi III DPR," ungkap Supardi, Selasa (26/11).

Supardi sekali lagi angkat topi kepada Komjen Sigit yang secara kesatria mengakui kritik terhadap institusinya antara lain pelayanan yang diberikan Polri masih berbelit, sikap dan perilaku insan Bhayangkara yang arogan serta kasar, masih adanya pumungatan liar (pungli) di sektor pelayanan.  

"Selain itu, anggota Polri dinilai masih menggunakan kekerasan dalam penanganan kasus, penyelesaian kasus yang tebang pilih, dan berbagai perilaku yang menimbulkan kebencian di tengah masyarakat," tambah Supardi.

Dengan Polri presisi, Supardi mengutip Komjen Listyo yang berharap dapat mengubah "wajah" Polri di hadapan masyarakat. Dimana Polri banyak mendapatkan kritik, masukan, dan pendapat warga terkait dengan kinerjanya.

"Mengakui kekurangan dan menyampaikan apa adanya segala kelemahan Polri, menunjukkan Komjen Sigit bukan tipikal Asal Bapak Senang (ABS). Nah, Polri Presisi ini bekerja berbasis masalah," cetus Supardi.  

Sebelumnya, dalam pemaparan makalah berjudul: 'Transformasi Menuju Polri yang Presisi' saat fit and proper test calon Kapolri di Komisi III DPR, Rabu (20/1), Komjen (Pol) Listyo Sigit Prabowo menjelaskan konsep Polri Presisi merupakan fase lebih lanjut dari Polri Promoter (PROfesional, MOdern, dan TERpercaya) yang telah digunakan pada periode sebelumnya dengan pendekatan pemolisian berorientasi masalah atau problem oriented policing. 

Dalam kepemimpinan Polri presisi, kata dia, ditekankan pentingnya kemampuan pendekatan pemolisian prediktif (predictive policing) agar Polri mampu menakar tingkat gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) melalui analisis berdasarkan pengetahuan, data, dan metode yang tepat sehingga dapat dicegah sedini mungkin. 

Sementara itu, responsibilitas dan transparansi berkeadilan menyertai pendekatan pemolisian prediktif yang ditekankan agar setiap anggota Polri mampu melaksanakan tugasnya secara cepat dan tepat, responsif, humanis, transparan, bertanggung jawab, dan berkeadilan. 

Peta jalan transformasi Polri presisi itu diturunkan dalam empat bagian utama, yaitu Transformasi Organisasi; Transformasi Operasional; Transformasi Pelayanan Publik; dan Transformasi Pengawasan. 

Supardi berharap, dengan Polri presisi, Komjen Sigit bisa menjadikan Polri institusi penegak hukum yang bekerja tulus mengabdi sebagai alat negara bukan alat kekuasaan.  

"Harapan kami lainnya, Komjen Sigit bisa menjadikan Polri semakin dekat dengan rakyat. Kami optimis beliau bisa merubah wajah Polri yang semakin humanis dan bekerja tepat sasaran, tidak ada lagi tebang pilih penegakan hukum, kekerasan, rekening gendut polisi nakal, pelanggaran HAM dan citra buruk Polri lainnya," demikian Supardi.  

 
Berita Terpopuler