Jerman Catat Lebih dari 50 Ribu Kematian Akibat Covid-19

Jumlah kematian akibat Covid-19 di Jerman telah meningkat rata-rata 1.000 sehari.

EPA-EFE/HAYOUNG JEON
Warga berjalan di Mauerpark, Berlin, Jerman. Jerman mencatat kematian akibat Covid-19 lebih dari 50 ribu pada Jumat (22/1/2021) waktu setempat.
Rep: Fergi Nadira Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman mencatat kematian akibat Covid-19 lebih dari 50 ribu, Jumat (22/1) waktu setempat. Sementara kasus infeksi positif Covid-19 harian terbilang menurun.

Baca Juga

Menteri Kesehatan Jerman Jens Spahn mengatakan, meski terjadi perlambatan dalam infeksi, perpanjangan dan intensifikasi karantina wilayah atau lockdown hingga Maret sangat penting. Hal ini untuk mencegah sotuasi yang semakin memburuk.

Jumlah kematian di Jerman telah meningkat rata-rata 1.000 kematian sehari. Pada Jumat, kematian akibat Covid-19 tercatat 50.642 jiwa, meski kasus kini menurun. Namun dia menekankan untuk tetap waspada.

"Angka-angka dalam beberapa hari terakhir ini memberikan harapan. Itu menuju ke arah yang benar. Kami melihat pelonggaran pertama di bangsal perawatan intensif. Tapi jumlahnya masih terlalu tinggi, dan yang kami butuhkan adalah bersama-sama menekannya," ujar Spahn dikutip laman Guardian, Sabtu (23/1).

 

Kanselir Angela Merkel dan 16 pemimpin negara bagian Jerman pada Selasa lalu sepakat untuk menutup sekolah, restoran, dan semua bisnis non esensial sekurangnya hingga 14 Februari.

Sebuah survei untuk penyiar ISPA menemukan hampir separuh orang Jerman merasa tindakan tersebut membebani. Spahn mengatakan dia memahami ambivalensi orang-orang terhadap keputusan tersebut.

Namun demikian, menurtunya bangsal ICU masih penuh bahaya dan varian baru yang lebih menular yang pertama kali diidentifikasi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil merupakan ancaman serius. "Kami tidak ingin dituduh terlalu cepat bersantai,” katanya.

Sementara itu di negara lain seperti Prancis, pemerintahanya harus memberlakukan lockdown ketat ketiga jika gagal mengendalikan varian baru yang lebih menlar. Prancis kini telah berada dalam situasi genting karena staf rumah sakit kewalahan.

 

 
Berita Terpopuler