Wapres: BSI Dapat Meningkatkan Efektifitas Bank Syariah RI

Bank Syariah Indonesia (BSI) akan memiliki modal dan aset yang cukup.

Edwin Dwi Putranto/Republika
Wakil Presiden RI KH Maruf Amin.
Rep: Fauziah Mursid Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan, sebentar lagi Indonesia akan memiliki Bank syariah hasil merger yakni Bank Syariah Indonesia yang rencananya diresmikan pada 1 Februari 2021. Wapres pun mempunyai harapan besar terhadap bank merger hasil penggabungan 3 bank syariah milik Himbara tersebut.

Baca Juga

"Diharapkan Bank Syariah Indonesia Tbk akan memiliki modal dan aset yang cukup, baik dari sisi finansial, sumber daya manusia, teknologi informasi serta produk dan layanan," kata Ma'ruf saat hadir secara virtual di acara Munas ke-V Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Sabtu (23/1).

Ma'ruf mengatakan dengan adanya bank hasil merger itu juga diharapkan dapat meningkatkan efektifitas bank syariah di Indonesia. Termasuk meningkatkan daya saing dan dapat memenuhi kebutuhan nasabah sesuai prinsip-prinsip syariah.

Wapres mengatakan saat ini berbagai program pengembangan ekonomi dan keuangan syariah juga terus didorong secara terintegrasi melalui sinergi dan kerjasama dengan berbagai pemangku kepentingan baik Kementerian/Lembaga anggota KNEKS maupun institusi lainnya. Sebab, ekonomi dan keuangan syariah diharapkan dapat mendorong perekonomian Indonesia.

"Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia memiliki potensi yang besar untuk mengembangkan peran ekonomi dan keuangan syariah tersebut," ujarnya.

Apalagi, Wapres yang juga Ketua Dewan Pembina Pengurus Pusat MES itu menilai di situasi pandemi saat ini, ekonomi dan keuangan syariah harus terus didorong untuk lebih dapat memainkan peran dalam perekonomian dan pemulihan ekonomi Indonesia. 

 

 

Menurutnya, ekonomi syariah sebagai ekonomi iqtishodiyah ishlahiyah (ekonomi perbaikan) dan Islam sebagai dinul ishlah (agama perbaikan) harus bisa menjadi trigger (pemicu) bagi penguatan dan pemulihan ekonomi nasional.

Sebab, salah satu dampaknya yakni meningkatnya kemiskinan dan ketimpangan. Padahal, sebelum pandemi Covid-19 melanda, kegiatan ekonomi umat masih tertinggal dengan kesenjangan yang melebar.

"Untuk itu, tidak ada jalan lain, selain kita harus mampu melibatkan sebanyak-banyaknya lapisan umat terbawah untuk berpartisasi dalam kegiatan ekonomi. Kegiatan ekonomi harus kita tumbuhkan dengan memanfaatkan berbagai peluang yang ada," ungkap Ma'ruf.

Dalam penetapan pengurus MES itu, Ma'ruf juga berharap MES melakukan refleksi terhadap capaian yang sudah, belum atau, yang ingin dituju. MES kata Ma'ruf harus terus membenahi diri serta menyusun strategi besar untuk “Mewujudkan Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Berkontribusi Signifikan Dalam Ekosistem Perekonomian Nasional”, sesuai dengan Tema Munas MES ke-V.

Ia mengingatkan tujuan kita bernegara adalah untuk memajukan dan meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan peningkatan kesejahteraan diukur dari keberhasilan ekonomi suatu negara dalam menghasilkan nilai tambah yang tinggi. 

"Untuk itu, diperlukan sistem ekonomi yang dapat melibatkan seluruh lapisan masyarakat (inclusion) serta tersedianya sebuah mekanisme agar masyarakat yang memiliki sumber daya berlebih dapat berpartisipasi dalam kegiatan ekonomi dan pembangunan," ungkapnya.

 

 
Berita Terpopuler